Pemkab Relokasi Dampak Longsor

NGAMPRAH – Bagi warga yang terkenak pergerakan tanah di Kampung Dengkeung, RT 01/RW 12, Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) patut berbahagia. Sebab, Pemkab pada tahun ini berencana akan membangun hunian tetap (huntap) atau rumah permanen untuk korban bencana.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, Maman S Sunjaya mengatakan, saat ini, warga masih tinggal di hunian sementara (huntara) di Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta.

Maman menyebutkan, rencana ini dilaksakan, sebab Pemkab mendapat bantuan hibah dari BNPB sebesar Rp15 miliar. Bahkan untuk pengadaan tanah sudah ada lokasi masih di Desa Wangunsari.

’’Yang penting lokasinya dipastikan aman dari pergerakan tanah,’’ kata Maman ketika ditemui kemarin (7/1)

Dia memaparkan, selama warga tinggal di huntara, pemerintah daerah terus memantau dan berkoordinasi hingga ke aparat ke wilayahan setempat untuk memastikan warga tetap nyaman dan aman dari bencana pergerakan tanah.

Maman yang juga menjabat Sekda Kabupaten Bandung Barat ini terus mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar lebih waspada memasuki musim hujan di awal tahun ini. Sebab, KBB dikenal dengan potensi bencana alam sangat tinggi.

’’Masyarakat diminta untuk memilih tempat yang lebih aman. Saya juga minta petugas BPBD agar tetap waspada di lapangan dan selalu berkoordinasi dengan aparat ke wilayahan agar tetap memantau dan bergerak cepat bila ada laporan bencana untuk melakukan evakuasi dan pengamanan bagi masyarakat,” kata dia.

Seperti diketahui, pergerakan tanah terjadi di Kampung Dengkeung, RT 01/RW 12, Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta,KBByang mengakibatkan 6 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 3 rumah rusak ringan, serta 45 rumah terancam. Di Kampung tersebut tercatat ada 57 kepala keluarga (KK) atau 184 jiwa yang direlokasi di huntara selama ini.

Baru-baru ini, pergerakan tanah juga terjadi di Kampung Neundeut, RT 1, RW 5, Desa Sukamanah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Tercatat, sebanyak 149 jiwa dari 35 keluarga terdampak pergerakan tanah. Peristiwa ini terjadi tak lama setelah gempa berkekuatan 6,9 pada skala ritcher di Tasikmalaya pada 15 Desember 2017 lalu. Retakan tanah juga terjadi di beberapa titik dengan ke dalaman 20cm-30cm dan lebar 10cm-20 cm. (drx/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan