Pemkab Bandung Barat Dorong Pemasaran Kopi

NGAMPRAH – Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Keta­hanan Pangan (DPKP) dan beberapa kepala OPD lainnya bertemu dengan perwakilan petani kopi yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Kabupa­ten Bandung Barat di Pusat Perkantoran Kabupaten Bandung Barat Kecamatan Ngamprah, kemarin.

Dalam pertemuan tersebut, lahir sebuah gagasan untuk membranding seluruh kopi produk KBB menjadi “Kopi Lumpat”. Selain bertujuan untuk mempermudah pe­masaran, juga untuk lebih mengangkat nama besar daerah, sebagaimana bran­ding yang dilakukan produ­sen kopi dari daerah lain seperti Kopi Gayo, Toraja dan Kintamani.

“Dengan adanya brand Kopi Lumpat maka kopi pro­duksi KBB akan memiliki nama lebih besar dengan membawa nama daerah se­perti halnya Kopi Gayo, To­raja dan Kintamani. Bahkan branding ini lahir atas gaga­san para petani kopi yang tergabung dalam APEKI,” kata Umbara.

Menurutnya, kopi merupa­kan salah satu aset yang telah menorehkan prestasi luar biasa baik di tingkat nasional maupun Internasional. Dan pemerintah akan hadir untuk memfasilitasi para petani kopi dalm permodalan dan pemasaran, sehingga dapat turut menyumbang pening­katan Pendapatan Asli Daerah (PAD) demi kesejahteraan masyarakat.

“Jika brand Kopi Lumpat sudah terwujud dan berjalan dengan baik, tidak menutup kemungkinan akan didirikan sebuah perusahaan daerah yang bergerak di bidang kopi dan dikelola oleh para pakar kopi. Secara teknis akan di­bahas lebih lanjut oleh dinas terkait,” ujarnya.

Ketua APEKI Kabupaten Bandung Barat, Kurnia Da­numiharja menuturkan bahwa gagasan seperti ini sudah mereka impikan sejak 3 tahun yang lalu dan memimpikan produksi kopi yang dihasilkan dapat membawa nama besar daerah yang akan memper­mudah dalam pemasaran.

“Kami akan mendukung sepenuhnya Kopi Lumpat sebagai brand khusus Ka­bupaten Bandung Barat. Kami akan melakukan kon­solidasi lebih lanjut dengan para petani kopi untuk me­nindak lanjuti gagasan ini,” ucapnya.

Ditinjau dari kualitas Sum­ber Daya Manusia, Kurnia optimis dapat mengelola dengan baik 350 ton produk­si greenbean kopi setiap mu­simnya. Hanya saja, pihaknya tidak bisa mengcover dalam segi permodalan dan pema­saran, sehingga kehadiran pemerintah daerah sangat dibutuhkan dalam memfasi­litasi sekitar 1700 petani kopi Bandung Barat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan