Pemilih Hasanah dan Asyik Belum Bulat

BANDUNG – Indonesia Strategic Institute (Instrat) kembali merilis mengenai analisa survei terhadap ke empat Pasangan Calon (Paslon) gubernur jabar.

Dewan Pakar Instrat Sidrotun Naim, PhD mengatakan, survei ini adalah yang keempat dalam serial survei Pilgub Jabar 2018 (Desember 2016, Desember 2017, Januari 2018, dan Mei 2018).

Dari hasil survei tersebut terungkap, peta kekuatan pasangan calon gubernur-wakil gubernur (cagub-cawagub) Jabar belum berbanding lurus dengan kekuatan partai politik (parpol).

Pilihan publik yang menjadi partai pengusung pasangan cagub-cawagub terdapat enam partai yang mengusung kadernya di Pilgub Jabar 2018, yakni PPP (Uu Ruzhanul Ulum), PDIP (Tubagus Hasanudin), PKS (Ahmad Syaikhu), Gerindra (Sudrajat), Demokrat (Deddy Mizwar), dan Golkar (Deddy Mulyadi).

Berdasarkan hasil survei, dari keenam partai tersebut, hanya PPP, Demokrat, dan Golkar yang pemilihnya memilih pasangan cagub-cawagub yang diusung partainya.

Dia menyebutkan, ada sekitar 62 persen pemilih PPP memilih Rindu, 61,3 persen pemilih Golkar memilih Deddy Dedi, dan 40,4 persen pemilih Demokrat memilih Deddy-Dedi.

Fenomena berbeda justru terjadi di tiga partai lainnya, yaitu PDIP, PKS, dan Gerindra. Meski kadernya diusung sebagai cagub/cawagub, namun mayoritas suara pemilihnya memilih pasangan lain.

“42,9 persen pemilih PDIP memilih Deddy-Dedi dan hanya 9,3 persen yang memilih Hasanah, Sementara, sebanyak 33,7 persen pemilih PKS di antaranya memilih Deddy-Dedi dan hanya 30,7 persen yang memilih Asyik,”ungkap naim.

Bahkan, hanya 11,6 persen pemilih Gerindra yang memilih Asyik, sedangkan 34,4 persen lainnya memilih Deddy-Dedi dan 36,2 persen memilih Rindu.

Dengan konstelasi tersebut dan waktu menjelang pencoblosan yang hanya tersisa sekitar satu bulan, lanjut Sidrotun, pasangan Hasanah dan Asyik diprediksi akan sangat berat menaikkan potensi elektabilitasnya dan bersaing kompetitif dengan pasangan Rindu dan Deddy-Dedi. 

“Melihat keunggulan yang dicapai Deddy Dedi, ada dua faktor penting. Satu, keterkenalan dan reputasi baik figur paslon.

Dua, kerja tim pemenangan dalam menjaga loyalitas pemilih partai pengusung dan menarik pemilih partai lain,” pungkasnya.

Survei dilakukan 3-6 Mei 2018 dengan pengambilan data melalui wawancara terstruktur face-to-face kepada responden berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah jika kurang 17 tahun.

Metodologi survei menggunakan multistage random sampling di 422 desa/kelurahan dari 333 kecamatan di 27 kabupaten/kota di Provinsi Jabar serta melibatkan 1.800 responden dengan margin of error 2,31 persen. (yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan