Pedagang di GBLA Semakin Padat

BANDUNG – Kawasan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) setiap minggunya selalu ramai dipadati para Pedagang Kali Lima. Hal ini, terjadi dikarenakan banyaknya warga Kota Bandung yang memanfaatkan hari libur untuk berolahraga di arena GBLA.

Pasar Tumpah yang muncul setiap minggu pagi hari, ramainya pukul 07.00 hingga 11.00 siang. Selain ramainya yang berolahraga pagi. Namun, diramaikan pula oleh pedagang yang mengundang banyak pengnjung.

Staf Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Gede Bage Entis Sutisna mengatakan, kegiatan berdagang di kawasan tersebut berlangsung stiap minggunya.

Menurutnya, berdasarkan hasil pendataan ada sekitar 200 lebih pedagang yang berjualan di GBLA yang dikelola oleh Himpunan Pasar (Hipas) yang di ketuai oleh Dadang Sudirman. Bahkan, kebanyakan para pedagang berasal dari luar Gede Bage.

’’ Memang setiap minggu disini selalu ramai, sehingga untuk menjaga keamanan dan ketertiban Satpol PP dan aparat kepolisian dan Dishub Kota Bandung tetap melakukan penjagaan,”jelas Entis ketika ditemui kemarin. (8/7)

Dia mengaku, untuk mengatur para pedagang pihaknya lebih mengedepankan musyawarah. Sebab, berdasarkan pengalaman yang terjadi sering kali ada perseteruan antar pedagang karena ada persaingan.

Untuk pengaturan lalu lintas biasanya aparat dari Polsek Gede Bage dan Dishub selalu turun tangan untuk melakukan pengaturan.

Semantara itu, Brigadir Sopan yang turut dalam pengamanan menuturkan, selama ini para pedagang musiman di GBLA selalu aman dan tertib. Hal ini, tidak lepas dari pembinaan yang dilakukan oleh Babimkabtibmas Polsek Gede Bage.

’’Kami selalu melakukan penjagaan meski hari libur, agar warga Kota Bandung yang berkunjung di Gede Bage selalu aman dan nyaman dalam melakukan aktivitasnya,”ucap dia.

Sementara itu, Sheila, 30, selaku warga setempat sekaligus pedagang mengungkapkan, sejak pembangunan Stadion GBLA warga sekitar merupakan petani. Namun, seiring dengan pesatnya pembangunan dan lahan sawah yang menipis maka warga Gede Bage memilih berdagang.

’’Banyaknya pedagang dari luar Gede Bage terjadi karena banyak pedagang luar seperti dari Gasibu dan Metro,” tutup Shella. (job11/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan