Passion, Menggerakan Hati Seorang Guru

SEORANG guru ditanya ‘hal apakah yang paling menyenangkan dirinya?’ Guru menjawab bukan uang banyak karena sudah tersertifikasi. Juga bukan dari applaus panjang dari siswanya. Juga bukan saat dipuji, disanjung, digemari, atau saat ditakuti siswanya. Seorang guru sangat bangga kalau muridnya paham dengan apa yang dia ajarkan. Dia merasa sangat puas manakala muridnya berhasil meraih cita-citanya dan bangga jika mampu menjelaskan hal yang sulit menjadi mudah.

Seringkali kita melihat seseorang melakukan sesuatu hal dengan penuh semangat, senang dan antusias. Terkadang, bahkan sampai tidak mengenal waktu dan lelah karena enjoy-nya dalam mengerjakan sesuatu hal tersebut. Energi yang dikeluarkan dapat optimal sesuai dengan kemampuannya. Namun sebaliknya, kita juga sering melihat seseorang secara ogah-ogahan, setengah hati, kurang semangat, ada keterpaksaan karena melakukannya hanya sebagai kewajiban saja, tanpa menikmati pekerjaannya tersebut. Hasil pekerjaan yang dicapai pun standar-standar saja. Fenomena ini sering kita jumpai, di lingkungan pekerjaan, perusahaan, instansi-instansi maupun dunia pendidikan.

Berbicara mengenai pendidikan, pasti tidak lepas dari peran seorang guru. Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia. Dari seorang guru lahirlah orang-orang hebat yang awalnya tidak mengerti apa-apa menjadi mengerti. Guru melahirkan dokter, tentara, polisi, presiden dan banyak lagi orang hebat yang lahir dari seorang guru. Sebagai pengajar, guru bertugas menyampaikan semua materi agar dimengerti dan dipahami oleh anak didiknya. Hanya sebatas itukah tugas seorang guru?

Tugas guru bukan hanya mengajarkan berhitung, menulis dan membaca. Lebih dari itu, tugas guru yang tidak kalah penting adalah mendidik. Mendidik sopan santun, bersikap baik, bertanggung jawab dan jujur, dan yang paling penting, guru berkewajiban memotivasi anak didiknya dalam berbagai hal yang positif.

Kenyataannya, kita sering jumpai sosok guru yang mengajar dengan kurang antusias dan tanpa semangat serta tidak energik. Potensi dan skill keguruannya nampak tidak optimal. Profesi seorang guru dijalankan hanya sebagai rutinitas dan terkesan pilihan profesi sebagai guru hanya keterpaksaan, pilihan terakhir karena tidak ada kerjaan lain. Tetapi, banyak pula guru yang kita jumpai sangat energik, dengan etos kerja yang bagus, kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga anak didik tidak merasa bosan dan antusias dalam belajar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan