Ormas Islam Diminta Bersatu

BANDUNG – Nuansa politik di Indonesia, khususnya Jawa Barat makin terasa. Momen Pilkada serentak 2018 menjadi agenda politik terbesar bagi masyarakat di tanah Pasundan.

Menyikapi kondisi itu, ormas Islam Lembaga An Najmus Tsaqib menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ”Membangun Ukhuwah Islamiyah Diatas Kepentingan Politik dan Kelompok” di Kabupaten Ka­bupaten Garut, Rabu (3/1).

”Kami sangat perlu menga­dakan FGD ini untuk mela­kukan eksplorasi pendapat dan pandangan dari berbagai perwakilan ormas Islam di Kabupaten Garut khususnya. Terkait upaya membangun ukhuwah Islamiyah ditengah semakin kuatnya gesekan kepentingan dan politik di­antara ormas Islam,” ungkap Bagus Setiawan, Ketua An Najmus Tsaqib dalam siaran persnya, kemarin.

Dian mengatakan Ukhuwah Islamiyah di Indonesia rusak dan bisa menjadi konflik, ka­rena ditunggangi berbagai kepentingan politik. Bahkan itu bisa ditanggalkan karena kepentingan politik tertentu.

”Karenannya perlu cita-cita ukhuwah Islamiyah, yaitu menda­pat Rahmat Allah. Contohnya jangan menjustifikasi seseorang atau kelompok tertentu tidak benar dan konfliknya akan men­jadi besar dan menghilangkan cita-cita ukhuwah Islamiyah. Hilangkan sikap fanatisme, per­tegas dan perkuat NKRI antar organisasi masyarakat adalah solusi dalam membangun uk­huwah Islamiyah,” sarannya.

Sedangkan An An Aminah mengatakan konsep ukhuwah Islamiyah harus dibarengi dengan konsep ke Islaman sesuai konsep bernegara, ketidakpahaman ukhuwah Islamiyah di Indone­sia secara keilmuan dapat me­nyebabkan potensi perpecahan dan konflik tuturnya. ”Kepen­tingan politik atas kelompok tertentu menyebabkan peng­giringan tertentu ke arah yang tidak baik,” jelas An An.

Wakil Ketua Pemuda Muslimin Zamzam Hamzah menyebut­kan secara konsep Islam, tidak menghendaki adanya perbe­daan. “Dalam konteks keorga­nisasian yang ada masih ada yang salah dalam memahami kontek ukhuwah Islamiyah. Di Garut konflik ukhuwah Islami­yah masih bisa teratasi dan tidak meluas menjadi konflik horizontal, dan statement dari tokoh organisasi Islam tertentu terkadang menjadi potensi konflik di masyarakat bawah dan dalamdalam men­jaga dan membangun ukhuwah Islamiyah antar kelompok ha­rus di kedepankan terlebih dahulu budaya komunikasinya,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan