NU Pertanyakan Kontribusi PKB dan PPP

PURWAKARTA – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta ungkap kekecewaan pada para kader NU yang memilih pengabdiannya lewat jalur politik, diantaranya yang berada di PKB dan PPP.

”Apa kontribusi DPC PKB dan PPP Purwakarta terhadap NU? Padahal mereka itu merupakan kader yang lahir dari NU. Diakui atau tidak, PKB itu dilahirkan oleh NU. Kalau kemudian yang dilahirkan itu tidak berkhidmat kepada yang melahirkan, lha ini bagaimana?” ujar Sekretaris PCNU Purwakarta, Saparudin kepada awak media, kemarin (10/10).

Menurutnya, jangan pernah ber-PKB kalau tidak berkhidmat dan berkontribusi kepada Nahdlatul Ulama (NU). Kekecewaan Saparudin sangat beralasan, pasalnya dari awal lahir Partai Berlambang Bola Dunia itu didirikan sebagai wadah dan aktivitas politik warga NU. ”Artinya, kalau sudah ber-PKB itu artinya ya ber-NU,” kata dia.

Ustad Saparudin menambahkan, NU itu organisasi terbesar di Indonesia dan selama ini NU selalu berpikir bagaimana mensejahterakan masyarakatnya yang mengelola berbagai macam lembaga di dalamnya.

”Ini ibaratnya ada anak yang dilahirkan, tapi kemudian tidak berhkidmat kepada orangtuanya, tidak pernah mau tau urusan orangtuanya. Tentunya selaku orangtua merasa menyesal melahirkan anak seperti itu. Ya tidak usah dilahirkan saja sekalian,” ucapnya.

Selain itu, ia menilai saat ini DPC PKB Purwakarta tidak dikelola dengan sistem manajemen dan administrasi yang baik pula. ”Buktinya itu tadi selama ini tidak ada kontribusinya sama sekali baik dari segi yang menunjang operasional organisasi mau pun kebijakan-kebijakan yang sifatnya bermanfaat kepada PCNU mau pun NU secara jemaah,” katanya.

Terpisah, Ketua DPC PPP Kabupaten Purwakarta, Budi Sopani Muplih bersyukur jika PPP diakui sebagai bagian dari Keluarga Besar NU di Purwakarta secara institusi. Pasalnya, selama ini PPP kurang mendapat support dari PCNU mengingat bahwa mungkin PPP merupakan wadah umat Islam lintas Mazhab atau Ormas.

”Terkadang kami sendiri merasa canggung, walaupun saya secara pribadi merupakan kader tulen NU baik secara struktur maupun kultur bahkan Ketum PPP sekarang merupakan cicit pendiri NU. Semoga dengan pengakuan ini kedepan kami bisa mengabdikan diri pada orang tua (NU), dan masyarakat Purwakarta,” kata Budi.

Tinggalkan Balasan