NJP Gebrak Cianjur Keur Balarea

CIANJUR – Napak Jagat Pasundan kembali hadir. Tahun ini, Cianjur ditunjuk menjadi kota pertama diselenggarakannya event tahunan yang digelar Coklat Kita tersebut.

Mengusung tema ‘Keur Balarea’, NJP tahu ini menawarkan konsep yang baru dan unik dalam pengemasannya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Berbagai ornamen bambu menghias semua booth yang ada. Pertunjukan seni dan budaya itu pun tersebut sukses mendapatkan apresiasi besar dari warga Cianjur.

Bertempat di Lapangan Jagaraksa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, gelaran diawali dengan workhsop budaya menampilkan pelaku seni seperti Ega Robot dan Kang Opik dari Saung Angklung Udjo.

Berdasarkan pantauan, peserta workshop tidak hanya dari pelaku seni, namun seluruh warga Warungkondang-Cianjur.
Pembeda NJP tahun ini juga terlihat saat Sandrina jebolan Indonesia Mencari Bakat hadir, dan Dany Java Jive yang berkolaborasi dengan Ega Roboth Ethnic Percussion, Nuki, Papuri Ethno Progressive, Papuri Dancer, Pojok si Cepot dan lainnya.

“Alasan kuat kami mengajak Sandrina dan Dany Java Jive karena mereka mampu membawa suasana semakin hidup,” terang Perwakilan Coklat Kita, Tries Pondang kepada wartawan, Sabtu (14/4).

Dia menyebutkan, tema tahun ini membuka mata warga Jawa Barat bahwa seni budaya itu untuk semua kalangan. Sehingga, adanya kepedulian terhadap kekayaan daerah dan memberikan gambaran budaya mampu dikolaborasikan dengan tarian modern.

Lebih jauh, Tries menjelaskan, konsep setiap tahun selalu berub‎ah sesuai dengan kondisi budaya di Jawa Barat. “Tahun ini ada 11 kota/kabupaten yang akan kami ‎datangi, tapi ada 1 daerah lagi sebagai big bang NJP, totalnya 12 daerah,” imbuhnya.

Tries berharap, NJP mampu berberikan tontonan dan tuntunan untuk kepedulian terharap budaya daerah. “Kalau respon sejak siang hingga closing sangat luar biasa,” tuturnya.

Perwakilan Coklat Kita Distrik Cianjur, Asep Mulyana menyebut, ‎NJP dan Coklat Kita telah berperan banyak dalam melestarikan seni dan budaya sunda. Dia berharap acara tersebut mampu memberikan pesan moral untuk bisa mencintai budaya sendiri.

“Banyak seniman dan warga Warungkondang yang kami libatkan, dan responnya sungguh luar biasa,” pungkasnya. (tts)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan