Netty: Jangan Pakai Isu LGBT di Pilgub

BANDUNG – Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Netty Heryawan mengimbau, seluruh bakal calon kepala daerah di Pil­kada Jabar 2018 untuk tidak menggunakan isu Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

”Saya imbau kepada seluruh calon untuk lebih mengutamakan filosofi melanjutkan pembangunan di Jawa Barat,” tutur Netty kepada Jabar Ekspres usai acara Pembu­kaan Pasar Tiban Kampoeng Baroe, di MainAtrium 23 Paskal Shopping Center Bandung, kemarin (23/1).

Netty mengaku berharap, seluruh calon untuk lebih menggunakan cara-cara yang sehat terutama saat kampanye nanti. Sebab, LGBT juga kerap dijadikan kampenye hitam untuk menjatuhkan calon lain.

”Kampanye nanti harus membangun interest ma­syarakat Jawa Barat bukan­nya pencitraan (mainkan isuLGBT). Sehingga, visi dan misi serta program yang harus dikedepankan bukan isulain,” jelasnya.

Soal isu angka LGBT yang mengalami trend pening­katan, Netty mengaku, ha­rus dicek terlebih dahulu isu tersebut. Namun demikian, P2TP2A tentu akan melakukan upaya terutama di titik hilir.

”Angka real-nya harus di cek lagi apakah betul itu adapeningkatan atau me­mang hanya isu saja. Tapi P2TP2A akan terus melakukan upaya,” terangnya.

Diamenegaskan, P2TP2A akan fokus terhadap penanganan orang yang terdampak atau orang dengan LGBT. Seperti advokasi, pemenuhan hakkesehatan, hingga pendidikan jika orang dengan LGBT ini masih di usia sekolah.

Di bagian lain, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendukung proses pemida­naan terhadap perilaku LGBT yang mempertontonkan penyimpangan perilakunya di depan publik.

”Sejauh itu ruang privat tidak dipublikasikan dan tidak dipertontonkan misalnya perkawinan sesama jenis, namanya perkawinan pasti dipertontonkan di depan publik dan terpublikasi itu harus dihukum harus ada pasal yang bisa mempidanakan ya,” ujar Bamsoet di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, kemarin (23/1).

Menurut Bamsoet, negara seharusnya mencegah perilaku seksual yang menyimpang ini dengan adanya aturan yang tegas. Sebab, semua tokoh lintas agama tak setuju dengan perilaku ini karena menyalahi kodrat sebagai manusia yang diciptakan berpasangan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan