Miris, Ada 96 Titik Anak Dilacurkan

BANDUNG – Para orang tua di Kota Bandung sudah seharusnya memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya. Sebab, berdasarkan hasil survey dan kajian lembaga Konfederasi Anti Kemiskinan (KAP) Indonesia ada 96 titik anak dilacurkan.

Direktur KAP Indonesia Bambang Y. Sundayana mengklain dari hasil penilitian dan pemetaan tersebut sudah sesuai dengan hasil survey dan penelitian ketika KAP mendampingi korban perdagangan seks yang melibatkan anak-anak.

“ Hampir di semua kecamatan di Kota Bandung ada lokasinya dan ini harus ada peran serta dari masyarakat dan pemerintah untuk segera melakukan tindakan preventif,”jelas Bambang ketika ditemui pada sebuah Inklusi Sosial bagi Anak yang Dilacurkan (AYLA)-Pengalaman Pendampingan Anak Bersama Komunitas belum lama ini.

Dia menyebutkan, dari 96 titik tersebut, telah ditemukan sebanyak 531 anak perempuan, 135 anak laki-laki, dan 37 waria dengan usia terendah 12 tahun. Sedangkan untuk ajang transaksi bisnis prostitusinya dilakukan secara offline dan online.

Dia menilai, banyaknya kasus penemuan prostitusi terjadi karena kemiskinan, gaya hidup konsumtif, disintegrasi keluarga, pengalaman seks dini, pernikahan usia anak, dan kesadaran kesehatan reproduksi rendah.

Kendati begitu, dari analasi menyeluruh kondisi kemiskinan tidak semua mengalami situasi ini. Sebab, zaman sekarang bagi anak tidak memiliki hp saja menjadi persoalan besar terhadap anak itu sendiri.

Selain itu, masih rendahnya pengetahuan kesehatan reproduksi bagi anak remaja bisa menjadi penyebab anak-anak perempuan terperangkap dalam masalah ini. Sebab, dengan gaya hidup pergaulan bebas dan kurangnya perhatian orang tua menjadikan anak semakin bebas berbuat.

Untuk itu, pendekatan inklusi berbasis komunitas bisa menjadi solusi dengan cara membentuk komunitas atau forum-forum di masyarakat. Sehingga, menjadi jembatan anatara penyedia dan penggunaan layanan.

Keberadaan lembaga-lembaga layanan milik pemerintah harus lebih ditingkatkan lagi. Agar mudah diakses oleh anak-anak untuk bercerita dengan melibatkan peran masyarakat dilingkungannya.

“Keberadaan anak-anak ini harus diakui. Jadi faktanya anak-anak dilacurkan ini memang ada, tetapi populasinya tersembunyi,” kata Bambang. (bbs/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan