Milangkala Paguyuban Sundawani Ke-11: Komitmen Angkat Budaya Sunda

PUNCAK acara peringatan hari jadi ke-11 Paguyuban Sundawani ditutup pementasan wayang golek di Taman Budaya Jalan Bukit Dago Utara Nomor 53 Bandung, Minggu (4/11). Tampil sebagai dalang Cipta Dewa Sunandar S yang merupakan putra ke 7 Dari Maestro Dalang Almarhum H. Asep Sunandar Sunarya dan adik dari dalang kondang H. Dadan Sunandar Sunarya.

Cipta Dewa Sunandar Sunarya
Ketua DPD paguyuban Sundawani di Kabupaten Bandung

Sebelum pementasan wayang golek, sebelumnya dipentaskan sejumlah kesenian Sunda. Seperti upacara adat, kacapi suling, jaipong, karinding, pencak silat, calung, celempung, sora awi, tarawangsa hingga kesenian tradisional Sunda lainnya.

Cipta Dewa mengaku bangga dan senang dapat tampil dalam Milangkala Paguyuban Sundawani. Dia pun mengaku senang, bisa menjadi bagian dari keluarga Besar Paguyuban Sundawani.

NANJEUR: Kang adang perwakilan DPD kab Bandung (kiri) Kang Oi DPP Pusat (Kanan) pada saat acara Hari Jadi ke-11 Sundawani di Taman Budaya Bukit Dago.

Sundawani sing tetep nanjeur, Sundawani sing ngajaga lemah caina. Sing ngajaga kautuhan urang Sunda, sing tetep guyub. Lamun dina sapunyéré mah sing jadi sabeungkeutan. Upami teu sabeungkeutan mérésan hiji masalah ogé moal bérés-bérés,” kata ki dalang yang karib disapa Kang Acip pada Jabar Ekspres, usai pementasan.

JALIN KEBERSAMAAN: Ketua Paguyuban Sundawani, Kiki Medfo (kanan) saat secara simbolis memberikan tumpeng ke salah seorang Ketua DPD Sundawani.

Sebagai ketua DPD paguyuban Sundawani di Kabupaten Bandung dirinya berharap nantinya para nonoman Sundawani dapat berkontribusi positif dalam menjaga seni tradisi Sunda, agama, dan dapat mengikuti saudara-saudaranya dari DPD Paguyuban Sundawani lainnya di Jawa Barat.

BERSAMA: Para pengurus Sundawani Kabupaten Bandung di sela acara puncak Hari Jadi ke-11 Sundawani.

Sekretaris DPD Sundawani Cianjur, Utay, berharap di usianya ke 11 tahun, Sundawani bisa menjadi Paguyuban yang moderen. ”Moderen dalam artian ke depannya berbasis ekonomi, sosial budaya, walaupun sekarang baru budaya yang diusung. Tapi Alhamdulillah sampai hari ini Sundawani bisa berdiri sendiri,” ujar Utay.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan