Meneladani Sosok Wanita Tangguh yang Mandiri

Dewi Sartika, merupakan wanita yang luar biasa pada zamannya. Sepak terjang dalam membuka pemikiran para wanita untuk jadi sosok mandiri menjadi nilai yang tidak akan pernah hilang.

MUHAMMAD P, Bandung

SAHABAT Monpera demikian mereka menyebut kelompok yang merupakan akronim dari Monumen Perjuangan Jawa Barat. Mereka tengah menggelar acara bertajuk ”Milangkala 134 Tahun Ibu Raden Dewi Sartika”.

Banyak yang tidak sadar, atau belum sadar akan potensi diri yang dimiliki pribadi itu. Hal inilah yang ingin dimunculkan dari setiap pribadi, terutama para kaum wanita sebagai landasan awal diadakannya acara ini.

“Menarik minat mereka untuk datang ke seminar seperti ini tidaklah mudah,” ujar Nunun Nurhayati.

Sebagai pencetus terbentuknya Sahabat Monpera, sebagai penyelenggara acara ini, tentu menjadi tantangan tersendiri. Wanita yang sudah malangmelintang di dunia pemberdayaan ini, bercerita awal mula tercetus ide untuk memberdayakan wanita-wanita, yang dia khususkan juga adalah ibu rumah tangga untuk ikut berdaya dengan keahlian masing-masing.

”Melirik dari sosok Dewi Sartika, seorang istri yang bisa mandiri dengan keahliannya menjadi motivasi sendiri untuk terlaksanannya acara ini,” tegasnya.

Mulai bergeraklah Nunun untuk menyelenggarakan salah satu acara bersejarah di Jawa Barat. Dengan be­kerjasama dengan beber­apa pihak termasuk di da­lamnya AWIKA (Ahli Waris Pahlawan Nasional Dewi Sartika dan Agah Kanduruan Suriawinata), Pemkot Bandung dan Yudith Sri Wulandari selaku ketua panitia. Yudith menuturkan banyaknya acara, workshop dan eksebisi yang akan di tampilkan di acara ini.

”Acara sudah terlaksana dari hari Selasa (4/12) yang akan berlangsung sampai tanggal 16 Desember,” jelasnya.

”Acara ini juga sebagai ben­tuk pelatihan kemandirian wanita, yang secara khusus adalah warga bandung,” tegas Yudith.

Dia ingin dengan adanya acara ini, bisa menginspi­rasi banyak wanita di luar sana yang terkadang terkung­kung karena pekerjaan se­bagai ibu rumah tangga. Yudith menjelaskan begitu banyaknya pelatihan mulai dari kuliner yang di khusus­kan pada memunculkan lagi kuliner tempo dulu hingga pelatihan kerajinan tangan.

”Banyak hasil karya mereka yang berhasil dalam berbagai bidangnya dalam hal crafting (kerajinan tangan) dalam bentuk Suminagashi, Ecoprint, Bunga Kering, Macrame dan lain-lain,” jelas Yudith.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan