Mendorong Pendidikan Sesuai Kebutuhan Zaman

BANDUNG – Pendidikan di Kota Bandung terus berivonasi. Bahkan sudah mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan kebutuhan di abad 21. Bagaimana caranya? Salah satu upayanya dengan menerapkan metode pendidikan Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM).

elih
Elih Sudiapermana
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan, dalam Perda nomor 2 tahun 2018 diamanatkan , agar Kota Bandung sudah memiliki mutu wajar dikdas. dengan amanat dari perda tersebut Dinas Pendidikan pun berkonsentrasi untuk mendorong pada mutu ajar yang lebih baik, kualitas guru yang mumpuni serta akses pengajaran yang jauh lebih baik setiap tahunnya.

”Kalau pun tidak tertampung itu lebih disebabkan karena masih banyak yang ingin ke negeri,” kata Elih kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.

Dia mengatakan, saat ini banyak negara maju yang melakukan pendekatan pendidikan STEM sebagai kompetensi pendidikan yang dibutuhkan di abad 21. Negara-negara itu, di antaranya Finlandia, Korea Selatan, Jepang.

Pendidikan STEM, sebetulnya mengokohkan kembali anak-anak tidak hanya menguasai konten materi pembelajaran. Tapi, lebih menghasil gagasan produk teknologi.

”Dengan metode (STEM, Red)ini, diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang mengandalkan menghafal saja. Sebab, ada empat kompetensi yang dibutuhkan di abad 21 ini. Antara lain, komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif,” tuturnya.

”Kreatif berarti menciptakan sesuatu untuk memecahkan persoalan hidup atau peluang hidup menjadi lebih baik,” sambungnya.

Dia mengatakan, sejak beberapa tahun lalu Disdik Kota Bandung sudah melakukan MoU dengan SEAMEO QITEP: salah satu organisasi kementerian pendidikan di Asia Tenggara. SEAMEO QITEP ini khusus mengembangkan pendidikan berbasis STEM dengan model penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS).

HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Menurut Elih, di Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.

Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menyepesifikasi aspek-aspek dari sebuah konteks tertentu. Mengevaluasi kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta atau informasi, hingga mengkreasi kemampuan berpikir dalam membangun gagasan atau ide.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan