Mencari Tokoh Cawapres Bagi Jokowi dan Prabowo

Jakarta – Pendaftaran Pilpres yang semakin dekat, membuat sejumlah tokoh mulai bergerilya untuk mendapatkan tiket di Pilpres 2019.

Saat ini, tiket perebutan para tokoh lebih kearah Cawapres.

Zaenal A Budiyono, Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Dosen FISIP Universitas Al Azhar Indonesia, menjelaskan bahwa ada beberapa alternatif tokoh yang layak bagi cawapres Jokowi atau Prabowo.

“Pilpres 2019 tampaknya akan menyajikan rematch edisi 2014 antara Jokowi vs Prabowo. Hal ini karena peluang munculnya poros ketiga semakin kecil, terutama jika judicial review PT 20% syarat Capres yang tengah digugat sejumlah aktivis kalah di MK,” jelasnya, Senin (25/5).

Selain itu tidak adanya nama kuat selevel Jokowi dan Prabowo mengakibatkan banyak parpol cenderung bermain aman agar tidak kalah.

“Saat ini pertarungan sengit justru terjadi di posisi Cawapres, dimana hingga kini sejumlah nama terus dibahas para elit kedua kubu,” jelasnya.

Salah satu nama yang disinyalir memiliki peluang, salah satunya Gatot Nurmantyo.

“Namanya kerap di posisi tiga besar tiga Capres, atau (merujuk sejumlah survei) berada di peringkat satu kalau untuk Cawapres jokowi. Meski demikian, langkah Gatot tidak mudah,” terangnya.

Alasannya, pertama, di internal Jokowi untuk nama-nama profesional, selain Gatot masih ada nama Moeldoko, Mahfud MD, Susi Pudjiastuti atau Sri Mulyani.

“Keempatnya bukan nama sembarangan, karena memiliki rekam jejak mentereng. Moeldoko adalah mantan panglima TNI, dan sekarang ketua Kantor Staf Presiden (KSP). Mahfud MD memiliki pengalaman di birokrasi, selain akademisi. Susi dikenal sebagai menteri berprestasi, sementara Sri Mulyani terakhir meraih gelar sebagai menteri keuangan terbaik di dunia,” jelasnya.

Kedua, selain nama-nama dari internal Jokowi, koalisi parpol pendukung juga menyuguhkan nama-nama kuat.

“Misalnya Muhaimin Iskandar, Rohmanurmuzy hingga Airlangga Hartarto. Bila pertimbangannya untuk perimbangan kekuatan politik dan memperkuat elektabilitas, Jokowi cenderung akan memilih calon dari parpol yang sudah memiliki basis,” jelasnya.

Jika demikian, bagaimana peluang Gatot di kubu Prabowo? Sulit membayangkan pasangan Prabowo – Gatot, karena keduanya memiliki latar belakang yang sama, yaitu militer.

“Pengalaman 2014, Prabowo yang berpasangan dengan sipil (Hatta Rajasa) justru hanya kalah tipis dari Jokowi – JK. Mempertahankan momentum 2014 menjadi penting bagi Prabowo, dan dalam upaya kesana, ia membutuhkan sosok sipil yang mumpuni,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan