Membuka Celah Romantada 3

LIVERPOOL – AS Roma masih bisa bermimpi. La Gazzetta dello Sport atau Il Corriere dello Sport menuliskan pada headline-nya pasca Il Lupi menelan kekalahan 2-5 (0-2) atas Liverpool, saat leg pertama semifinal Liga Champions di Anfield, Liverpool, Rabu dini hari kemarin WIB (25/4).

Lima gol dari trio SMF Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino yang mampu menembus jala gawang Alisson Becker sudah diperkirakan bakal terjadi. Salah lewat brace-nya  masing-masing menit ke-36 dan 45, begitu pula Bobby di menit ke-61 dan 69, plus gol Mane di menit ke-56.

Sayangnya, Edin Dzeko dan Diego Perotti mengais lagi mimpi Romantada episode ke-3-nya di Liga Champions musim ini dengan golnya masing-masing pada menit ke-81 dan 85. Gol Perotti terjadi dari titik putih. Sama dengan Romantada sebelumnya, atas Shakhtar Donetsk (16 Besar) dan Barcelona (perempat final). Gol tandang leg pertama jadi modal.

Itu alasannya kenapa Daniele De Rossi dkk tak berjalan ke lorong Anfield dengan kepala menunduk. ”Kami belum mati,” koar bek kanan Roma Alessandro Florenzi saat diwawancara di Mediaset Premium dan Roma TV. Ale seperti rekan setimnya yang lain, konfiden defisit tiga gol bisa mereka tebus dalam leg kedua 3 Mei mendatang.

Dia sudah belajar dari 90 menit di Anfield. ”Bola-bola panjangnya, sprint-sprint-nya dan bola saat dikuasai Virgil van Dijk dan Dejan Lovren. Akan kami pelajari benar-benar,” tuturnya. Walaupun, dia mengakui membalas tiga gol dari The Reds takkan semudah saat mengejutkan di depan La Blaugrana. ”Kami janji, kami akan mainkan yang berbeda pekan depan,” janjinya.

Anak buah Eusebio Di Francesco bersembunyi di balik tren clean sheet pada laga home-nya di Liga Champions. ”Kami selalu berpikir positif, karena kami pejuang dan kami bertarung sampai menit akhir demi fans,” klaim bek Federico Fazio terkait kans mengulang Romantada di leg 2 nanti, dikutip Calciomercato.

Walaupun sepanjang histori Liga Champions belum pernah ada hat-trick comeback yang beruntun dilakukan satu klub dalam semusim. AS Monaco klub terakhir yang bisa comeback di fase knockout beruntun hanya bisa melakukannya dua kali pada 2003-2004. ”Kalau kalian tidak percaya itu (Romantada), pulanglah saja ke rumah,” begitu konfidennya EDF tentang kans anak asuhnya membalas kekalahan itu, dikutip Football Italia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan