Masjid As-Shiddiq Dapat Kucuran Rp 3 Miliar

NGAMPRAH – Pemkab Bandung Barat (KBB) kembali mengucurkan dana sebesar Rp 3 miliar untuk meneruskan pembangunan Masjid As-Shiddiq di Kompleks Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah.

Kepala Bidang Penataan Bangunan Gedung, Permukiman, dan Jasa Konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang KBB Yoga Rukma Gandara mengatakan, untuk menuntaskan pembangunan masjid masih membutuhkan dana sekitar Rp 15 miliar. Kendati masih kekurangan biaya untuk menuntaskan pembangunan tahun ini ada tambahan anggaran untuk menyelesaikan bangunan di lantai I dan II.

Yoga menjelaskan, untuk mempercepat pembangunan masjid tersebut, pihaknya melakukan lelang pada akhir Januari ini. Sehingga pada Feburari atau awal Maret nanti, pembangunan bisa  dilanjutkan.

’’Kita mau agar pembangunan cepat selesai dan kontruksi bangunan masjid lebih nyaman,’’ kata Yoga ketika ditemui kemarin (5/1)

Dirinya menilai, anggaran sebesar Rp 3 miliar itu untuk penataan interior, penataan halaman parkir, hingga penataan saluran air. Sedangkan untuk biaya kelanjutan pembangunan natinya di ujukan dari APBD perubahan serta bantuan gubernur.

Yoga memaparkan, pembangunan Masjid As-Shiddiq mulai dilakukan pada 2011 dan sempat terhenti pada 2013 akibat pelaksana proyek, PT Gunakarya Nusantara gagal menuntaskan pekerjaan.

Kemudian, pada 2014, pembangunan kembali dilanjutkan secara swakelola oleh MUI KBB. Namun, lagi-lagi terhenti pada Mei 2015 akibat kekurangan dana.

Akhir 2016, pembangunan kembali dilanjutkan dan terhenti lagi pada awal 2017 yang kemudian dilanjutkan lagi pada November 2017. Sejauh ini, pembangunan masjid ini sudah menelan anggaran lebih dari Rp 24 miliar.

’’Memang anggaran pembangunan cukup besar karena konstruksinya pun meski 2 lantai, tetapi setara 4 lantai. Apalagi, nanti akan dilakukan penataan halaman masjid agar terhubung ke Kompleks Pemkab,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres, fasilitas yang ada di masjid tersebut belum sepenuhnya tersedia. Bahkan, ketersediaan air untuk wudu dan toilet sangat terbatas.

Setiap hendak salat Jumat, para jemaah sering mengantre hanya untuk berwudu akibat banyak keran yang macet.

’’Harusnya masjid agung sebesar ini fasilitasnya harus lengkap dan bagus. Seperti untuk ketersediaan air, seharusnya tidak macet lagi. Masa mau salat kita sulit air,’’ kata Habibi,27, salah seorang jemaah yang hendak melakukan salat Jumat. (drx/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan