Manulife Indonesia Rangkul Fatayat NU

BANDUNG – Manulife Indonesia merangkul organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) dengan meluncurkan aplikasi MiFathiya. Layanan asuransi syariah itu disebut sebagai salah satu upaya mendorong awareness masyarakat menengah ke bawah dalam asuransi jiwa.

Presiden Direktur Manulife Indonesia Jonathan Hekster mengatakan, banyak masyarakat Indonesia mengakses produk asuransi. Selama ini, kata dia, produk asuransi lebih banyak dinikmati kalangan menengah atas.

”Dari sekitar 260 juta masyarakat Indonesia, mungkin 150 hingga 200 juta orang itu tidak memiliki polis asuransi sama sekali. Saya rasa ini yang perlu dibenahi,” kata Jonathan usai peluncuran aplikasi MiFathiya di Hotel, Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, hari ini (26/8).

Dengan besarnya jumlah itu, kata dia, perlu ada upaya membangkitkan awareness masyarakat kelangan menengah ke bawah untuk lebih sadar perlunya asuransi jiwa. Makanya, premi untuk MiFathiya hanya Rp 500 ribu per tahun.

”Saya kira ada sekitar 50 juta warga Indonesia yang mampu mengakses asuransi mikro dengan premi Rp 500.000 per bulan. Produk kami ini, memfasilitasi mereka dengan sistem yang sederhana dan mudah,” ungkap.

Dia mengaku, produknya ini merupakan paling sederhana dari jenis asuransi lain. Sebab, tidak ada investasi lain-lain selain jaminan pembayaran kematian. ”Ini saluran distribusi melalui produk asuransi yang sederhana dan mudah. Ini asuransi jiwa murni. Tidak ada investasi. Sebab, jika tidak terpakai, akan dikembalikan,” tegasnya.

Dia memerinci, nasabah produk MiFathiya bisa mendaftar secara online melalui telepon seluler. Premi yang dibayarkan mulai Rp 500.000 per tahun dengan nilai jaminan kematian dikalikan 500. Dia juga memastikan, produknya itu akan bisa dipakai dengan BPJS Kesehatan.

Sementara itu, Sementara itu, Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini mengaku, Jawa Barat menjadi pilot project produk asuransi ini. Sebab, potensi dari keikutsertaan cukup besar seiring sejalan dengan anggota Fatayat NU di Jabar cukup besar. Teknisnya nanti, dia akan menggunakan sarana jaringan majelis taklim untuk memperkenalkan produk ini.

”Total se-Indonesia ada delapan juta anggota Fatayat. Kami harap produk ini bisa diakses anggota Fatayat. Sebab, terjangkau dan mudah diakses,” tandasnya. (rie)

Tinggalkan Balasan