Mamaos Hampir Punah

CIANJUR – Mamaos atau tembang Sunda Cianjur kini dianggap sudah mulai punah. Apalagi pelaku seni tersebut sudah sangat sedikit, dan hanya didominasi para kaum lanjut usia. Sementara generasi muda Cianjur disebut banyak yang tidak tahu seni Mamaos.

Dika Dzikriawan, salah seorang generasi muda di bidang Seni Cianjuran, menuturkan, kondisi Mamaos di tanah kelahirannya sudah memprihatinkan. Meskipun masih hidup, seni Cianjuran sudah selayaknya mati suri. Apalagi pelaku seninya kebanyakan sudah tua, tepatnya nenek-nenek dan kakek-kakek.

Sementara itu, generasi mudanya sebegai penerus seni yang diciptakan oleh Dalem Cianjur tersebut tidak banyak yang mendalami, atau bahkan banyak pula yang tidak tahu. Akibatnya, bagi generasi muda, Cianjuran menjadi kalah dengan budaya lain.

“Prihatin, sama seperti yang disampaikan tokoh seni di Cianjur atau tingkat Jawa Barat, Mamaos atau seni Sunda Cianjuran ini hanya tinggal dijalankan kelompok tertentu yang mayoritas sudah lanjut usia. Sehingga dirasa perlu untuk mendorong lagi semangat generasi muda untuk mengenal dan melstarikan seni dan budaya daerahnya sendiri,” kata dia kepada wartawan usai Diskusi tentang Mamaos di Bumi Ageung, belum lama ini.

Pemuda yang baru berumur sekitar 24 tahun tersebut mengaku melalui tembang Cianjuran, dirinya sempat berkunjung ke Negeri Paman Sam dan menampilkan Cianjur di depan petinggi Dunia. Pujian pun diterima usai para petinggi tersebut mendengar keindahan Cianjur.

Bahkan Cianjuran sudah mendapatkan predikat Warisan Budaya Tak Benda untuk tingkat Nasional. Serta dalam proses pengajuan untuk menjadi warisan budaya dunia. Sayangnya, jika kondisi Cianjuran di daerahnya sendiri seperti saat ini, dikhawatirkan ada penilaian buruk, dimana generasi mudanya sndiri tidak melestarikan budayanya.

“Makanya minimal kita perkenalkan dulu kepada pemuda Cianjur bahwa tembang Cianjuran ini ada. Semua pihak harus terlibat, demi mesltarikan kebudayaan ini. DI antaranya melalui seminar, atau diskusi dan perlombaan,” tuturnya.

Sementara itu ,Ketua Daya Mahasiswa Sunda Jawa Barat, Hasan menghatakan, untuk melestarikan kesenian asli Cianjur tersebut, pihaknya meminta pemerintah daerah Cianjur harus memperhatikan Mamaos, karena melihat sekarang pemerintah tidak ada dukungan nyata terhadap budaya atau seni sunda Cianjur.

Tinggalkan Balasan