Maggot Banyak Memiliki Manfaat

SOREANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mulai memanfaatkan maggot (larva lalat/ belatung), yang berasal dari sampah organik sebagai campuran pakan hewan berprotein tinggi.

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser mengatakan, Magot ini merupakan larva lalat yang akan berkembangbiak dengan cepat dengan memakan berbagai macam sampah organik. Sehingga, bisa dikembangkan dengan serius, selain mengurangi timbulan sampah organik, maggot sangat bagus untuk pakan ternak hewan.

Dia memaparkan, sampah itu sebetulnya bernilai ekonomi. Sampah bekas sayuran, buah, daging, atau sisa makan kita sehari-hari jangan dibuang begitu saja, tapi dipisahkan ke dalam LCO (Lubang Cerdas Organik). Dalam kurun waktu tertentu akan banyak lalat dan bertelur.

’’Nah larvanya ini bisa menghancurkan sampah organic dengan cepat, magotnya bisa dikeringkan dan dicampur dengan dedak, itu bagus dan proteinnya bisa sampai 70%,” kata Dadang ketika ditemui kemarin. (30/8).

Selain itu, pembudidayaan maggot melalui sampah organik berhasil dikembangkan untuk mengelola lingkungan. Dengan terus menerus melakukan inovasi program. Sehingga, pemanfaatan sampah bisa dirasakan oelh masyarakat.

“Ini salah satu percontohan dari aktivitas DLH, sebagai upaya pengelolaan lingkungan. Sampah organik dari kantin-kantin yang ada di Pemkab ini diolah di DLH, agar lebih bermanfaat,’’ucap Dadang.

Sampah ini diolah juga dengan system biodigester yang menghasilkan gas metan dan dimanfaatkan para pengelola kantin, sedangkan sampah cairnya digunakan sebagai pupuk organik tanaman.

Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Bandung Drs. Asep Kusumah mengatakan budidaya magot ini terdapat di taman edukasi yang sengaja di buat dilingkungan Pemkab Bandung. Sehingga, dengan harapan bertujuan untuk memberikan kepada masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan yang baik.

’’Terdapat beberapa alat peraga yang bisa langsung dimanfaatkan lanjutnya, seperti ATM sampah, toga (tanaman obat keluarga), tong sampah tematik, system biodigester, instalasi pemanen air hujan, saung kreatif, composer dan penampung air hujan,”kata dia.

Asep menambahkan, Ugas metan dari sampah organic yang diolah melalui system biodigester ini sudah dimanfaatkan para pengelola kantin untuk memasak yang berasal dari 70 kg sampah organic yang diolah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan