BANDUNG – Untuk membantu meyelesaikan masalah sampah di Kota Bandung, Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta menggelar seminar sekaligus pelatihan Peuyeumisasi dan Gasifikasi sebagai solusi nyata pengelolaan dan pemanfaatan sampah jadi energi.
Ketua Sekolah STT PLN, Supriadi Legino menjelaskan, peyeumisasi merupakan pengolahan sampah menjadi energi tanpa pemilahan sampah. Tapi, sampah diolah melalui proses fermentasi dan composting.
”Sampah yang diproses tidak hanya bahan sampah organik saja, melainkan semua jenis bahan yang ada dalam sampah,” jelas Supriadi di sela-sela seminar peuyeumisasi dan gasifikasi kemarin, (6/12).
Supriadi mengatakan, setiap manusia memproduksi sampah sekitar 0,5-0,9 kg per hari. Dari data tersebut, pihaknya melakukan studi dengan sampah mengahasilkan ’pelet’ dalam waktu kurang dari 10 hari dengan proses peuyeumisasi.
”Sampah menjadi energi terbarukan dan paling cepat siklus produksinya melalui proses peuyeumisasi,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana yang hdir pada kegiatan tersebut mengapresiasi pengelolaan sampah tersebut.
”Luar biasa semua sampah bisa dipeyeum dan menghasilkan energi,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, proses peyeumnisasi menjadi pengetahuan baru dan bisa dijadikan solusi untuk mengatasi masalah sampah. Sehingga, cara ini, dapat diimplementasikan.
Menurutnya, semakin banyak inovasi di bidang lingkungan maka akan semakin baik. Apalagi saat ini Pemerintah Kota Bandung tengah menggiatkan program Kangpisman (Kurangi, pisahkan dan manfaatkan).
Yana menambahkan, Kota Bandung dengan jumlah penduduk 2,4 juta jiwa, setiap harinya menghasilkan sampah 1500 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 1200 ton terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sisanya yang menjadi pemikiran masyarakat untuk diolah menjadi manfaat.
”Program ini (Kangpisman) kita kampanyekan, sehingga sampah bisa diolah dari sumbernya. Mudah- mudahan dengan berbagai inovasi bisa bermanfaat. Bisa kita duplikasi sehingga bermanfaat bagi semua,” harapnya. (yan)