Layad Rawat Dapat Penghargaan Indo HCF

BANDUNG – Salah satu inovasi program pelayanan kepada masyarakat yang diluncurkan dengan nama Layad Rawat berhasil menyabet penghargaan inovasi Indo HCF.

Program penghargaan ini diberikan kepada instansi dan individu atau kelompok yang telah berhasil menjalankan program-program peningkatan pelayanan kesehatan, dengan kategori Sistem Penanggulangan Pasien Gawat Darurat (SPGDT).

’’Program Pelayanan kesehatan yang diluncurkan pada akhir Juli 2017 ini, berhasil mendongkrak performa sistem penanggulangan pasien gawat darurat,’’ ujar Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu Dinas Kesehatan Kota Bandung, Eka Anugrah, kemarin (23/4)

Eka mengungkapkan, program ini sebetulnya tidak didaftarkan. Namun, tiba-tiba dinas kesehatan kedatangan tim penilai dari Kementerian Kesehatan dan tim ahli dari RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin).

Dia menjelaskan, penilaian dilakukan meliputi kegiatan rutin-tidak rutin, inovatif, dokumen penunjang, dan sebagainya. Selain layad rawat, program-program yang dinilai inovatif antara lain motor ambulans, Patroli Ambulans, Bandung Emergency Service (BES) go to school, BES go to community, dan BES go to district.

“SPGDT Kota Bandung dinilai sudah berjalan dengan baik, meski kami sadar masih ada kekurangan yang harus diperbaiki,” kata dia.

Dari catatan Dinkes Kota Bandung, sejak awal diluncurkannya program rawad layad, pusat informasi 119 menerima sambungan telepon hingga 4.000 kali dalam waktu sebulan.

Sambungan telepon yang masuk tak hanya meminta bantuan layanan kesehatan, namun hingga informasi kecelakaan hingga kebakaran.

“Sebelum ada Layad Rawat, call center 119 hanya menerima sekitar 300 telepon dalam sebulan. Bisa dikatakan sekarang tim kami lebih sibuk dari sebelumnya bahkan sambungan kecelakaan hingga kebakaran pun masuk ke kami,” kata dia.

Ia menambahkan, SPGDT Kota Bandung pun lebih terkoordinasi dengan baik. Hal tersebut berkat solidnya komunikasi dan koordinasi dengan pihak di luar Dinkes.

Selain memasang 12 call center 119 di 12 rumah sakit pemerintah dan swasta, pihaknya pun memasang delapan call center di delapan Puskesmas dengan tempat perawatan dan buka 24 jam.

“Ada 20 call center yang tersebar di berbagai fasilitas kesehatan di Kota Bandung. Sementara pusatnya di sini. Dengan penyebaran call center tersebut sangat memudahkan koordinasi, terlebih ditunjang dengan fasilitas komunikasi lain seperti grup WA dan lain-lain,” pungkas dia (bbs/yan)

Tinggalkan Balasan