Korban Tewas Tembus 1.203

JAKARTA – Simpang siur informasi gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada, Jumat (28/9) membuat resah publik. Awalnya Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan akan terjadi tsunami setelah gempa, namun kemudian ditarik. Namun, tak lama kemudian tsunami setinggi lebih dari 3,5 meter terjadi.

Akibatnya jumlah korban tewas akibat tsunami dan gempa mencapai 1.203 orang. Padahal, informasi pertama yang dirilis BMKG akan terjadi tsunami dijadikan sebagai alarm warga Kota Palu, Donggala dan wilayah Sulteng. Bahkan, war­ga di Kota Palu dan Donggala khususnya sudah bepergian mencari tempat lebih tinggi. Sayang, penarikan atau pen­cabutan informasi tsunami itu membuat warga tetap berada di tempat tinggal mereka dan 2-3 menit kemudian terjadi tsunami.

Atas kesalahan informasi tersebut, ratusan warga Palu dan Donggala meninggal dunia dan ratusan lainnya menga­lami luka. Atas dasar itu, Men­teri Komunikasi dan Informa­tika Rudiantara mengatakan, lembaga publik bukan hanya Kementerian Informasi dan Informatika (Keminfo) yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus memberikan informasi yang benar dan terukur ke­pada masyarakat.

”Lembaga publik itu tidak hanya Keminfo, tapi lembaga Pemerintah pada umumnya yang dibiayai APBN, harus menyampaikan infomasi yang benar. Iinformasi harus disam­paikan terukur. Makannya tadi seperti gempa di Palu dan Donggala, saya sampaikan ini bagian dari pada keterbukaan Pemerintah,” kata Rudiantara kepada wartawan di silang Monas, Jakarta, kemarin (30/9).

Dikatakan Rudiantara, salah satu langkah untuk memini­malisir terjadinya infromasi tak benar, Pemerintah lewat Forum Merdeka Barat 9 di­haruskan mengaktifkan In­truksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2015 untuk berkoor­dinasi antar Pemerintah, se­bagaimana dilakukan saat penanganan gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

”Itu dilakukan melalui Forum Merdeka Barat 9, jadi apabila ada isu-isu yang bertentangan dengan informasinya, maka Forum Merdeka Barat 9 itu diaktifkan. Nah, kembali un­tuk yang penanganan gempa ini juga nanti Insya Allah di­koordinasi, tentu akan dila­kukan oleh Pemerintah. Ben­tuknya apa, apakah seperti Inpres waktu gempa di Lom­bok, saya belum tau, tetapi Pemerintah all out,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan