Korban Penipuan PT SBL Terus Berdatangan

BANDUNG – Jumlah pelaporan terkait kasus dugaan penipuan dan penggelepan terhadap calon jamaah umrah oleh PT Solusi Balad Lumampah (SBL), sudah mencapai seribu lebih. Hal itu tercatat dari posko pengaduan korban di Polda Jabar.

”Dari hotline kami, terima seribuan laporan dan pengaduan,” ujar salah seorang penyidik Ditreskrimsus, Kompol M. Hatta, di Mapolda Jabar, kemarin (1/2).

Hatta menuturkan, sejauh ini laporan dari sejumlah korban, rata-ratanya menanyakan dokumen dan juga soal pengembalian uang. Di samping itu, jamaah juga ingin mengambil paspor dan menanyakan pengembalian data. ”Ada juga yang nanya kapan diberangkatkan. Kita jawab, masih menunggu proses hukumnya,” tuturnya.

Hatta menegaskan, semua paspor saat ini ada di PT SBL. Shingga pihaknya tak bisa melakukan proses pengembalian. ”Untuk paspor itu, ambilnya di PT SBL,” tandasnya.

Dia menegaskan, polisi telah menetapkan tersangka dalam kasus ini. Kedua tersangka itu di antaranya H Aom Juang Wibowo sebagai pemilik PT SBL dan Ery Ramdani sebagai seorang staf di PT SBL.

Sementara itu, sejumlah jamaah memenuhi area kantor SBL yang beralamat di Jalan Dewi Sartika, Kota Bandung, Jawa Barat.

Kantor SBL nampak masih belum selesai direnovasi. Proses renovasi kantor empat lantai masih berlangsung.

Meski begitu, sejumlah jamaah tetap mendatangi kantor tersebut. Para jemaah langsung mendatangi meja karyawan. Mereka meminta pertanggungjawaban dari PT SBL. Para calon jamaah mempertanyakan paspornya yang sudah diserahkan ke SBL travel.

”Nasib paspor kami bagaimana. Kami tidak bisa pergi kemana-mana karena tidak ada paspor,” ujar salah seorang jemaah.

Salah seorang karyawan langsung memberikan penjelasan. ”Paspor masih ada di polisi. Nanti ada tahapannya,” ucap salah seorang karyawan.

Kasus yang menimpa PT SBL ini sebenarnya mulai kentara sejak Desember tahun lalu. Sebagian jamaah yang tidak puas dengan keputusan tersebut mengontrog kantor pusat SBL di Bandung, Kamis (21/12).

Lebih parahnya lagi, jamaah yang seharusnya berangkat pada Kamis (21/12) kemarin, tiba-tiba diinformasikan sehari sebelum penerbangan di-reschedule (jadwal ulang, Red). Padahal, mereka kadung tiba dan sudah bermalam di beberapa hotel di Bandung. Sontak, kabar penundaan ini menuai kecaman dari sejumlah jamaah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan