Komitmen Rindu Jaga Stabilitas Investasi di Jabar

CIANJUR – Calon gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil menjanjikan jika terpilih sebagai gubernur Jabar akan menjaga stabilitas iklim investasi bagi para pelaku industri di Jawa Barat. Salah satu upayanya bisa dilakukan dengan pemenuhan hak-hak dasar buruh.

”Sehingga mereka tidak selalu menuntut kenaikan upah minimum regional (UMR),” kata pria yang kerap disapa Kang Emil ini saat berkunjung ke pabrik pembuat boneka PT Aurora World Cianjur, di Desa Salajambe, Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, stabilitas UMR yang kompetitif juga harus seimbang. Sebab, UMR yang terlalu tinggi membuat (pelaku industri) pindah ke daerah yang UMR-nya masih rendah, misalnya Jawa Tengah. Untuk itu, dibutuhkan program untuk menyejahteraan kehidupan buruh.

Di Bandung, pada 2017, dia menerapkan dua program untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Yakni, menyediakan bus gratis bagi buruh dan sembako murah.  Kedua program itu berdampak pada pengeluaran buruh, mereka tak lagi mengeluarkan ongkos transport karena ada bus gratis dan membeli sembako dengan harga murah.

”Dengan program itu pengeluaran buruh berkurang. Sehingga buruh bisa menabung,” kata Peraih predikat pemimpin terbaik versi Majalah Fortune ini.

Dampaknya, pada 2017 di Bandung tidak ada demo buruh. Sebab, buruh merasa disejahterakan oleh pemimpinnya. Ke depan, program lainnya yang dapat menekan pengeluaran buruh bisa ditambahkan. ”Program yang kami nilai berhasil di Bandung akan diaplikasikan ke Jawa Barat jika Allah mentakdirkan saya menjadi gubernur,” ucap Kang Emil.

Sementara itu, program lain yang akan diwujudkan adalah membangun kawasan pemukiman di dekat pabrik. Menurut dia, ini adalah solusi untuk meningkatkan taraf hidup kaum buruh.

”Program Rindu membangun apartemen di pabrik. Ini solusi yang paling logis akan kita tawarkan kepada buruh se-Jawa Barat,” urai peraih Wali Kota Terbaik Tahun 2017 dari Kemendagri ini.

Untuk diketahui, PT Aurora World Cianjur mempekerjakan lebih dari 3.800 karyawan yang sebagian besar merupakan pekerja perempuan. Pabrik beromset Rp 28 miliar per bulan ini mengekspor produk  bonekanya ke pasar Amerika dan Eropa. (rie/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan