Ketum PSSI Diminta Mundur

BANDUNG – Sejumlah suporter yang tergabung dalam organisasi Bandung Supporter Alliance (BSA) mendesak Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Edy Raymayadi turun dari jabatannya. Mereka menilai Edy tidak bisa fokus dengan dua jabatan yang diembannya.

Humas BSA, Andhika Ramadhan Radiyana menyebut Edy serakah jika tetap menginginkan dua jabatan sebagai Ketua Umum PSSI dan Gubernur Sumatera Utara. Dia pun memberi opsi agar Edy bisa memilih salah satu jabatan yang harus diemban.

”Kalau milih gubernur, mundur dari PSSI begitu pun sebaliknya. Ketika memilih di PSSI, tolong buat sepak bola ini kembali menjadi hiburan masyarakat,” kata Andhika di Bandung, kemarin (28/9).

Andhika menyatakan, kericuhan yang memicu kematian salah seorang anggota The Jakmania saat Persib Bandung melawan Persija di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) adalah kesalahan semua pihak. Dirinya menyebut masih terdapat budaya kekerasan dan kebencian yang sengaja diwariskan secara turun temurun.

”Bandung salah, Jakarta juga salah. Kita semua salah. Secara tidak langsung meregenerasikan budaya kebencian dan dendam. Maka, hari ini kita pengen stop sampai sini. Kita semua salah, semua suporter salah,” kata dia.

Dikatakan dia, tidak adanya edukasi dari PSSI sebagai federasi sepak bola di Tanah Air juga menjadi penyebab bentrokan di antar suporter sering terjadi di Indonesia. Selama ini, dirinya sebagai suporter belum pernah melihat serta merasakan PSSI turun langsung kepada klub maupun pendukung.

”Ini salah satu tuntutan kami, yakni merevolusi jajaran PSSI. Kami pengen federasi itu sehat, sepak bola sehat. Suporter itu mencontoh federasi dan club. Kami pengen bener-bener semua sehat,” kata dia.

Dalam aksi damai tersebut, belasan orang yang tergabung dalam BSA melakukan doa bersama, tabur bunga, dan juga menyalakan lilin untuk mengenang para korban yang meninggal dalam bentrokkan pendukung sepak bola di Indonesia.

”Kami ingin ngasih tahu sama temen-temen sesama suporter, rivalitas bukan seperti ini, jangan ada nyawa yang hilang gara-gara sepak bola,” kata dia.

Meski begitu, Andhika juga membenarkan jika dalam mendukung tim kesayangan harus ada rivalitas. Namun, rivalitas di antara suporter tidak boleh semena-mena. Sebab, kefanatikan dalam memberi dukungan harus dengan akal sehat dan tanpa kekerasan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan