Kenal Lebih Dekat dengan TapaSamida

BANDUNG – Esktrakulikuler Pecinta Alam Tapa Samida di SMA PGII 1 Bandung adalah organisasi sekolah yang berdiri sejak tahun 1982 telah melantik sekitar 300 anggota dari awal mulanya berdiri sampai saat ini yang sudah mencapai 35 angkatan. Ada beberapa cabang pada pecinta ala mini salah satunya rock climbing, hiking, olahraga arus deras (ORAD), dan susur pantai.

Ekstrakulikuler ini juga rutin menggelar kegiatan latihan yang bernama Jumaring, sebuah cabang ilmu dari rock climbing yaitu memanjat pohon menggunakan tali karamentel dan peralatan penunjang lainnya. ”Biasanya tambatan tali tersebut di ikat pada dahan pohon yang dirasa cukup kuat untuk menopang beban tubuh lalu dipanjat lah tali tersebut menggunakan alat berrnama ascending seperti teknik penyelamatan bencana di bidang vertical,” tutur Abdul selaku Dewan Pengurus TapaSamida saat ditemui Jabar Ekspres di Taman Panatayudha, Bandung, Selasa (17/7) lalu.

Jumarin rutin dilakukan oleh TapaSamida setiap seminggu sekali untuk melatih skill dan merawat alat. Ditemui pada saat yang sama, mereka sedang mengajarkan teknik-teknik memanjat pada anggota baru yang akan bergabung kedalam ekstrakulikuler TapaSamida. ”Waktu yang dipakai untuk latihan biasanya sepulang sekolah untuk mengisi waktu dengan hal positif daripada keluyuran kemana mana lagi lebih baik dipakai untuk latihan. Dan tempatnya pun masih sekitar lingkungan sekolah,” lanjut Abdul.

Lebih dekat Jumaring, yaitu latihan simulasi di tebing asli yang lebih tinggi dari sisi ketinggiannya, maka dari itu tempat dan waktunya bisa disesuaikan karena masih di daerah perkotaan. Abdul mengaku setiap dua bulan sekali mereka memanjat di Tebing Citatah, Pegunungan Kapur, Padalarang. Alat yang digunakan pun lebih banyak dibanding dengan pada saat melakukan latihan.

”Awalnya gugup juga juga banyak yang liatin kaya lagi atraksi, tapi lama lama cuek aja karena niatnya mau latihan. Kalo banyak yang foto-foto sih itu bonus aja,” cetus Abdul.

Kegiatan positif seperti ini harus diacungi jempol karena umur mereka yang rata-rata masih remaja bisa menjadi sebuah prestasi apabila ditekuni terus mendalam. Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi contoh yang baik juga bagi remaja lainnya dan generasi selanjutnya karena kegiatan seperti ini jauh dari tidakan negatif seperti kriminal dan narkotika. (job/azu)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan