Kelompok Cipayung Kecam Tindakan Teror

BANDUNG – Sejumlah organisasi kepemudaan di Jawa Barat yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus mengecam segala bentuk radikalisme dan terorisme. Pernyataan sikap juga dibacakan Kelompok Cipayung Plus menyikapi teror bom bunuh diri yang beberapa kali terjadi di Kota Surabaya.

Beberapa organisasi yang hadir pada deklarasi, ialah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).

Selain itu, ada juga Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pemuda Pancasila (PP), Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Gusdurian Bandung serta organisasi kepemudaan lainnya.

Ketua DPD KNPI Jawa Barat mengatakan, Rio F Wilantara mengatakan, pihaknya mengaku tidak akan tinggal diam menghadapi teror yang terjadi. Pihaknya sudah menyiapkan beberapa program, yakni dengan melakukan roadshow ke setiap rumah ibadah serta melakukan diskusi agar semakin mempererat hubungan antar agama.

“Di Jawa Barat kita sudah menjaga masjid dan pesantren. Rencananya kita juga akan ke gereja di Kota Bandung dan selanjutnya ke wihara,” kata Rio usai deklarasi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Maulana Yusuf, Bandung (14/05).

Dikatakan dia, tujuan pihaknya datang ke setiap rumah ibadah dikarenakan teror bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya adalah isu yang sangat sensitif. Pihaknya akan berkoordinasi dengan semua pihak, khususnya pemuka agama dalam menyampaikan sesuatu yang positif agar tidak terjadi diskriminasi.

“Kita akan diskusi dengan semua pemuda lintas agama dan juga para pemuka agama,” kata dia.

Sementara itu, Koordinator Wilayah 3 PP GMKI Theo C Tambunan menuturkan, pihaknya akan terus menjaga dan mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, teror bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya dinilai sangat memprihatinkan dan sangat mengganggu suasana kondusif masyarakat.

“Kami tegaskan bahwa ini bukan masalah suatu agama, tapi ini sudah masuk ke kemanusiaan karena yang tertinggi itu kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” kata Theo.

Theo mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pemahaman radikalisme. Selain itu, pihaknya juga akan menggandeng instansi terkait untuk sama-sama memberi pemahaman kepada masyarakat untuk mencegah upaya radikalisme di lingkungan masing-masing.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan