Kaukus Lingkungan Harus Berikan Solusi

SOREANG – Untuk mengentaskan permasalahan lingkungan yang tidak pernah tuntas para pegiat lingkungan Kabupaten Bandung berkumpul untuk mendiskusikan permasalahan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Bandung.

Pegiat lingkungan Pusaka Lembur Dadang Hermansyah mengatakan, para pegiat lingkungan berharap pembentukan dan penyusunan rencana aksi Kaukus lingkungan hidup dan kehutanan Kabupaten Bandung tidak hanya sekedar ceremony belaka.

“Soal Citarum dan Perhutanan Sosial itu hanya bagian dari permasalahan yang ada dan harus dicarikan solusinya,’’jelas Dadang ketika diutemui kemarin. (24/9).

Dia menilai, sejak beberapa tahun terakhir kualitas lingkungan di Kabupaten Bandung terus memburuk. Mulai dari maraknya alih fungsi lahan pertanian sawah menjadi pemukiman, penurunan kualitas air, zonasi industri yang tidak jelas dan kerusakan lingkungan lainnya.

Namun, sampai saat ini Kabupaten Bandung juga belum memiliki Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Ripda). Dengan kondisi alam yang bagus, Kabupaten memiliki potensi pariwisata besar.

“Dengan seperti ini, bisa saja orang seenaknya membangun kawasan atau tempat wisata tanpa memperdulikan peruntukan kawasan tata ruang. Membangun kompleks perumahan dan hotel seenaknya di zona hijau,” ujarnya.

Dikatakannya kaukus harus mampu mengindentifikasi semua masalah lingkungan yang ada di Kabupaten Bandung. Sekaligus mencarikan solusi bersama masyarakat dan pemerintah.

“Jangan sampai, setelah dibentuk kemudian tidak menghasilkan solusi. Di satu sisi, kerusakan lingkungan terus terjadi dan semakin meluas,” tuturnya.

Sementara Asisten II Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung Marlan menuturkan pembentukan dan penyusunan rencana aksi Kaukus lingkungan hidup dan kehutanan Kabupaten Bandung ini, merupakan penyusunan rencana aksi daerah (RAD).

Khususnya perbaikan dan pembenahan lahan-lahan kritis di Kabupaten Bandung yang diinisiasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya dari Direktur Kemitraan Lingkungan.

“Setelah pembentukan kaukus kemudian menyusunan RAD. Diharapkan dari RAD ini akan memberikan masukan kepada pemda berkaitan dengan kondisi lingkungan yang ada di Kabupaten Bandung,” tuturnya di Soreang.

Menurutnya selama ini kelemahan pemerintah ada pada kurangnya partisipasi masyarakat. Sehingga sebaik apapun program pemerintah, kalau tidak adanya dukungan dari masyarakat tetap tidak akan berhasil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan