Kasus Kebocoran Soal USBN: Pelaku Diancam UU ITE

BANDUNG – Tim khusus Polrestabes Bandung hingga saat ini masih melakukan penyelidikan atas dugaan kebocoran soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) 2018 tingkat SMA di Jawa Barat. Tim khusus saat ini sudah mengumpulkan sejumlah bukti dengan mendatangi beberapa sumber untuk dimintai keterangan.

”Kami sudah menemui guru dari dua SMA, satu sekolah swasta dan satu negeri. Berdasarkan penyelidikan sementara di Kota Bandung, tim khusus menemukan indikasi kebocoran soal di salah satu SMA,” papar Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP M. Yoris Maulana Yusuf Marzuki, kemarin (3/4).

Dia mengatakan, dugaan tersebut diketahui oleh guru yang mendapati siswanya memiliki kunci jawaban. Setelah ujian selesai, kunci jawaban tersebut dicocokan dengan yang dipegang guru. ”Ternyata hasilnya identik,” ujarnya.

Dia menerangkan, dari hasil penyelidikan tersebut, maka status kasus kecoboran soal USBN itu sudah ditingkatkan menjadi penyidikan. Para pelaku yang terlibat akan dikenakan Pasal 32 Undang-Undang  ITE dengan ancaman kurungan 10 tahun penjara. ”Pelaku membocorkan rahasia dan menampilkan sesuatu yang seharusnya tidak ditampilkan,” ujarnya lagi.

Diungkapkan Yoris, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat dan Kota Bandung untuk penyidikan lebih dalam. Tim khusus Polrestabaes Bandung juga akan mencoba melakukan pemeriksaan terhadap anak murid yang mendapatkan kunci jawaban.

”Kebocoran diketahui karena ada sebuah grup Whatsapp yang di dalamnya berisikan siswa-siswa dari berbagai daerah di Jawa Barat. Ada juga orang yang bukan anak SMA. Kita sudah tahu identitasnya dan alamatnya, tinggal disinkronkan dengan bukti yang ada,” urainya.

Di sisi lain, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai target-target untuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun ini. Sebanyak 75 persen lulusannya diharapkan akan masuk dunia kerja. Sementara sisanya wirausaha dan masuk bangku kuliah.

Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Bakrun mengatakan jika pihaknya optimistis banyak lulusan SMK yang akan diterima di dunia kerja. ”Lima persen wirausaha dan 10 persen lanjut ke perguruan tinggi,” ucap Bakrun kemarin (3/4).

Kemendikbud memang belum memiliki data pasti berapa jumlah lulusan SMK yang diterima di dunia industri. Bakrun sebelumnya menjelaskan jika tahun lalu sekitra 1,25 juta lulusan SMK. ”Apabila kami tanyakan ke SMK yg besar dan bagus, rata-rata 80 persen lulusan terserap. Untuk SMK yang biasa saja kalau ditanya rata-rata 40 persen. Kami baru berusaha mencari cara agar lulusan bisa ditelusur,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan