Jumlah Petani Terus Berkurang

NGAMPRAH– Jumlah petani di Indonesia termasuk di Kabupaten Bandung Barat semakin berkurang. Hal itu menjadi salah satu persoalan di bidang pertanian yang harus diselesaikan. Hal itu tak terlepas dari anggapan bahwa pendapatan menjadi seorang petani relatif kecil, sedangkan tuntutan hidup semakin tinggi. Apalagi, saat in petani di Indonesia rata-rata telah melampaui usia produktif atau 40 tahun ke atas.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) dari Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono membenarkan, saat ini jumlah petani terus berkurang. Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi pertanian di Indonesia, maka perlu ada upaya percepatan agar petani bisa lebih modern.

“Persoalan petani ini memang harus diselesaikan terutama bagaimana agar jumlah petani bisa bertambah. Dengan disediakannya beribu-ribu traktor di desa, ada mesin tanam, mesin panen, itu termasuk upaya kita menjadikan petani di Indonesia lebih modern. Kita ingat revolusi industri pertama tahun 1700-an, di mana tenaga ternak dan manusia mulai digantikan mesin, dalam kurun waktu beberapa tahun kemudian, income perkapita naik 6 kali lipat dengan adanya mekanisasi pertanian,” ujar Momon di Lembang, kemarin.

Dia memandang, Indonesia harus segera mengejar ketertinggalan dengan modernisasi pertanian. Karena di zaman sekarang, menurut dia, semua bisa dikerjakan dengan mesin, mulai dari mengolah tanah, menanam, menanggulangi hama penyakit, masa panen hingga pengolahan.

“Semakin lama, kebutuhan tenaga manusia akan semakin berkurang. Petani di kita juga harus disadarkan bahwa teknologi semakin canggih, jangan sampai mereka jadi ngotot. Kan ada juga sumbangan mesin pertanian, tapi mereka malah menolak. Mesin padi misalnya, kalau di desa didrop mesin, anggapan mereka, mesin itu akan menambah banyak pengangguran,” ungkapnya.

Saat modernisasi pertanian dijalankan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, dan khususnya menarik minat generasi muda agar mau berkecimpung di dunia pertanian, pihaknya menggulirkan beberapa program dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia pertanian yang profesional.

“Kami telah rencanakan langkah strategis untuk mengatasi masalah regenerasi petani dengan penyediaan SDM pertanian melalui program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat generasi muda di bidang pertanian,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan