Joko Susilo Bantah Terlibat Aksi Brutal

BANDUNG – Satreskrim Polrestabes Bandung, menggelar rekontruksi kasus pengeroyokan terhadap Haringga, salah satu suporter Persija, saat laga Persib vs Persija di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9) lalu. Rekonstruksi yang digelar kemarin (26/9) siang dijaga ketat aparat gabungan Polrestabes Bandung.

Rekonstruksi diawali saat Haringga meminta tolong ke penjual bakso gerobak, saat itu posisinya sudah menjadi korban. Kemudian secara bergelirian delapan orang tersangka melakukan adegan rekonstuksi. Kecuali tersangka terakhir Joko Susilo, dia enggan melakukan reka ulang lantaran membantah terlibat dalam aksi penganiayaan tersebut. Meski menurut tersangka lainnya dia juga ikut-ikutan. ”Saya enggak mukul,” kata Joko dengan nada lirih.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Yoris Maulana menyebutkan degan rekontruksi dijalani para tersangka berjumlah delapan orang. Ada 16 adegan yang diperankan langsung tersangka.

”Rekonstruksi ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada jaksa penuntut umum terkait peran masing-masing tersangka. Delapan tersangka menjalani tahapan rekontruksi, sesuai berita acara pemeriksaan (BAP),” ujar Yoris pada para wartawan.

Selain penyidik Polrestabes Bandung, rekonstruksi juga dihadiri jaksa dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung. Kedelapan tersangka yakni Goni Abdulrahman, 20, Aditya Anggara, 19, Dadang Supriatna, 19, Budiman, 41, Cepi, 20, Joko Susilo, 32, SM, 17 dan DFA16 memerankan langsung adegan per adegan aksi pengeroyokan sadis itu.

Sementara itu, saksi mata Dadang Ali, 67, dan Dede, 56, menyatakan tidak semua bobotoh ikut melakukan pengeroyokan tersebut. Dadang yang merupakan penjual bakso di pintu biru stadion GBLA setiap Persib bertanding menceritakan, saat kejadian dirinya dan lokasi korban berjarak 5 meter.

”Jadi saat itu saya lihat ada kerumunan, dan saya melihat ada orang dipukuli lalu saya mencoba melerai agar tak memukuli korban,” jelas Dadang usai rekontruksi, kemarin (26/9) di stadion GBLA.

Dadang lalu menceritakan upaya menghentikan pengeroyokan tersebut, dengan mengacungkan kedua tangan menghadap arah kerumunan massa sambil berteriak.

”Saya bilang wooy heup heula (berhenti dulu) Wooy. Saya teriak begitu karena kasihan dia (korban) sudah tergeletak, berdarah tapi masih dipukuli terus-terusan,” papar Dadang.

Begitupun dengan Dede, penjual minuman asongan ini berusaha menghentikan kejadian tersebut. Namun, upayanya tidak lantas membuat massa berhenti memukuli.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan