Jangan Malu Makan Jengkol

BANDUNG – Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) sekaligus calon wali kota Bandung Nurul Arifin menyebutkan jangan malu untuk makan jengkol. Karena sebut dia, jengkol merupakan makanan tradisional yang mempunyai zat antioksidan untuk dapat mencegah kanker.

”Makan jengkol mah nggak usah malu-malu. Jengkol kan punya antioksidan buat kanker, dan saya kalau dijadikan duta jengkol ngga apa apa, dan saya mah jengkoleun,” kata Nurul Arifin saat membuka Festival Jengkol di rumah pemenangan Nuruli Jalan Tamblong kota Bandung kemarin (25/1).

Adanya festival itu sebut pemilik nama asli Nurul Qomaril Arifin itu terinspirasi dari setiap kunjungan dirinya ke daerah daerah yang kerap disuguhi dengan makanan nasi liwet plus jengkol. ”Setiap saya melakukan kunjungan, selalu di suguhkan nasi liwet plus jengkol. Kemana-mana yang dicari itu jengkol, jadi saya pikir kenapa nggak saya bikin saja festival jengkol,” ungkapnya.

Selain menggelar festival jengkol, dirinya juga kedatangan dukungan dari tujuh komunitas yang ada di kota Bandung. Ketujuh komunitas itu yakni dari komunitas Agus, Kelompok Kreatif Difabel, Gareulis, Relawan Sapu Nyere, Relawan Rengganis, Griliawan Nuruli, Komunitas Grafis, dan Komunitas Pinggiran Kota, kedatangan mereka untuk memberikan komitmen dukungan pada Nurul-Rulli.

Banyaknya dukungan tersebut makin menambah kepercayaan diri pasangan yang sudah diusung Partai Golkar, Demokrat, PAN dan PKB itu. Nurul pun optimistis dapat memenangkan pertarungan merebut kursi Nomor Satu di Bandung.

”Hari ini, kita kedatangan Tujuh komunitas. Sebenarnya masih banyak yang mendaftar mereka ingin menjadi relawan. Tapi hari ini baru tujuh, InsyaAllah dengan seperti ini kita makin percaya diri bisa menang,” kata Nurul.

Sebut Nurul, komunitas yang mendaftar ini nantinya disediakan sebuah forum, agar keberadaan mereka merasa diakui dan akan bekerja sesuai tugas masing-masing nantinya. ”Nantinya mereka akan membatu kami berduam, dalam sosialisasi dengan program-program mereka,” jelasnya.

Nurul akan memastikan jumlah anggota yang terdaftar dalam setiap komunitas, sehingga nantinya tidak ada klaim terkait jumlah yang mendukung dirinya. ”Kita juga harus jelas jangan ada klaim-klaiman sekian ratus, sekian ribu. Tapi pas kita datang orangnya nggak ada. Jadi kita di sini juga seperti pendataan sudah kita liat secara struktural juga ada terus dan program yang ditawarkan ke kita juga jelas,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan