Jangan Ada Korban Baru Bertindak

BANDUNG – Petaka kematian massal akibat menenggak minuman keras (miras) oplosan di Cicalengka, terus bertambah. Hingga kemarin (9/4) sudah menembus angka 21 orang meninggal dunia.

Kejadian bermula saat pesta miras oplosan (6/4) lalu. Kapolres Bandung AKBP Indra Hermawan mengutarakan berdasarkan razia yang dilakukan kepolisian pada sejumlah kios yang menjual miras ilegal di Cicalengka, berdasar barang bukti dan keterangan saksi. Pihaknya sudah menetapkan tersangka sebanyak dua orang. ”

Sudah ditetapkan sebanyak dua orang berinisial HN, dan GS,” kata Indra pada wartawan dalam keterangan pers kemarin (9/4).

Berdasar keterangan dari Enam orang saksi, pihaknya akan terus megembangkan kasus ini hingga pemasok dan pembuatnya tertangkap. ”Kasus ini akan terus dikembangkan berdasarkan keterangan dan barang bukti botol sisa minuman, urine dan darah pasien, jerigen miras. Kami akan segera melakukan gelar perkara,” sebutnya.

Tersangka HN, dan GS, kini diamankan di Mapolres Bandung sementara pembuat dan pemasok miras masih dalam pengejaran. Indra menambahkan, berdasarkan keterangan dari tersangka jenis miras yang meracuni puluhan korban tersebut berjenis ginseng dalam botol air mineral, yang dijual Rp20 ribu. Miras tersebut dia dapatkan dari pemasok berinisial C.

”Dari ginsengnya sendiri, yang ia jual dari sejak Desember. Setiap  minggu sebanyak 10 dus atau sebanyak 24 botol, dengan harga satu kardus Rp 340 rebu yang didatangi oleh penjual,” katanya.

Kini pemasok berinisial C masih diburu kepolisian. Polisi menduga ada jaringan berantai ke pemasok besar yang inisialnya sudah diketahui A. Kedua tersangka terancam pasal 204 KUHP dengan ancaman kurungan 5 tahun.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka, dr Yani Sumpena, membenarkan jumlah pasien yang dirawat dan meninggal terus bertambah. Hingga kemarin (9/4), dari total korban 45 orang, 20 orang dan lainnya masih di rawat intensif.

”Hingga pukul 12.00, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 45 orang. Sebanyak 21 orang meninggal dunia, empat pasien pulang paksa atas permintaan sendiri, rawat inap 8 orang dan di instalasi gawat darurat 11 orang dan dirujuk ke RSHS dua orang,” kata Yani di RSUD Cicalengka.

Lebih lanjut dia mengungkapkan dari total 20 pasien meninggal itu, sebanyak 19 orang meregang nyawa di rumah sakit dan satu orang menghembuskan nafas terakhir saat perjalanan menuju ke rumah sakit.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan