Jalan Tikus, Selalu Ramai Saat Ada Razia Kendaraan

Aep Solehudin, 35, tukang ojeg yang pangkalan diperlintasan Kereta Api Kiaracondong bak seorang binarawagawan. Setiap hari dia bersama rekan-rekannya mengangkat motor yang tidak dapat melintas rel kereta api. Bagaimana perjuangan dan suka dukanya berikut liputannya.

Ipan Sopian – BANDUNG

JELANG sore terutama tepat bubaran pekerja pabrik dan kantoran, sudah dipastikan lalu lintas di kota Bandung akan padat. Macet pun tidak dapat dihindari.

Alternatifnya, jalan tikus (istilah yang digunakan sebagai jalan tembus yang melewati jalan lingkungan yang kecil guna menghindari ruas jalan yang macet) menjadi langganan para karyawan pabrik atau kantoran tersebut untuk menghindari kawasan macet.

Bila mereka memaksakan diri melalui jalur lintasan utama, kemacetan terkadang sudah tidak bisa diprediksi lagi. Namun, jika melalui jalan tikus, mereka sudah dapat memprediksi. Sayangnya banyak risiko yang harus mereka lalui. Selain harus melintas lorong yang sempit, dan jika ada kendaraan dari arah berlawanan maka yang satunya harus segera mengalah, juga perlintasan kereta api.

Wartawan Jabar Ekspres mencoba menelusuri jalan tikus yang biasa digunakan para karyawan itu. Lebar jalannya sekitar 2 meter dan hanya cukup untuk kendaraan roda dua berada di RW 4 kelurahan Suka Pura kecamatan Babakansari.
Terbilang beruntung tidak ada kendaraan lain yang melintas dari depan sehingga dapat memacu kendaraan, meski pun dengan kecepatan sedang.

Tepat di persimpangan kereta api, tiba-tiba kebingungan membalut kepala. Kalau mencoba melintas, pasti tidak mungkin karena memang terlalu tinggi. Kalau balik lagi, tentu perjalanan sudah sangat jauh.

Di tengah kebingungan itu, tiba-tibe seorang warga menawarkan bantuan untuk dapat menyebrangkan motor melintasi rel kereta api. Gembira, bercampur tanda tanya menyeruak, kok bisa.

Ternyata lelaki yang kemudian diketahui bernama Asep Solehudin itu tak sendiri, dia bersama sejumlah rekan lainnya. Bagi mereka yang baru melintas kawasan itu, memang akan dibuat bingung. Tapi bagi yang sudah terbiasa dengan jasanya, pasti akan langsung menunggu giliran untuk dapat dilintaskan ke sebrang.
Kita sudah menjalani profesi ini (menyebrakan motor melintasi rel, Red.) sejak sepuluh tahun lalu, kata Aep membuka pembicaraan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan