Jalan Ir. Soekarno Ditolak Warga

NGAMPRAH– Jalan Ir. Soekarno yang menggantikan Jalan Tangkubanparahu menuai penolakan warga Lembang. Sejumlah warga langsung mencabut papan jalan sekaligus mempertanyakan soal kebijakan penggantian nama Jalan yang diresmikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat Yayat T. Soemitra terhitung sejak Jumat 13 Juli 2018 lalu.

Massa pun langsung mendatangi kantor Pemkab Bandung Barat, untuk menemui Plt Bupati KBB, Yayat T Soemitra. Namun mereka harus kecewa karena tidak bisa bertemu dan menyampaikan aspirasi langsung kepada Plt Bupati karena sedang berada di Jakarta. Perwakilan warga akhirnya ditemui oleh staf perwakilan dari bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Setda KBB.

Suherman,45, salah seorang warga Lembang memandang, jika pergantian nama jalan Tangkuanparahu dengan Ir. Soekarno kurang tepat. Sebab, nama Jalan Tangkubanparahu memiliki sejarah dan historis yang panjang serta telah jadi ikon Lembang. “Kita ketahui bahwa jalan Tangkubanparahu sudah melegenda dan dikenal sebagai ikon Lembang serta Jawa Barat. Oleh karena itu kami menolak perubahan nama jalan itu,” tegasnya di Ngamprah, kemarin.

Menurut dia, warga sepakat mencabut pelang nama jalan tersebut dan meminta Pemkab merevieu ulang penggantiannya. Sebaiknya dalam penggantian nama jalan masyarakat sekitar turut dilibatkan dalam sumbang saran karena itu merupakan kebijakan publik.

Apalagi masyarakat Lembang warganya heterogen sehingga jangan sampai kebijakan yang salah membuat kondisi masyarakat jadi resah. “Kami cabut pelang nama jalan itu sampai ada kepastian dan kejelasan dasar pertimbangannya apa,” katanya.

Senada dengan hal itu, para sesepuh dan tokoh masyarakat Lembang juga ikut menyayangkan pemberian nama Jalan Ir Soekarno di jalan nasional yang membentang di kawasan Lembang dan terhubung ke Kabupaten Subang.

Ketua Lembaga Adat Kabuyutan Lembang, Ade Juhaeri menyebutkan, terdapat banyak keluhan dan pertanyaan dari warga Lembang akan pemberian nama Jalan Ir Soekarno. Tanpa merendahkan nama Soekarno, nama Jalan Tangkubanperahu dianggap lebih cocok dipakai di kawasan yang juga jalur masuk ke TWA Gunung Tangkubanparahu.
“Kita apresiasi bahwa nama Soekarno itu baik untuk nama jalan. Tapi, kita juga harus lihat posisi dan kondisi jalan. Ini banyak pohon pinus, hutan dan sudah menjadi jalan yang memiliki historis besar soal Tangkubanparahu,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan