Jaipongan Dibawakan Ribuan Penari

BANDUNG – Sebanyak 2.513 penari dari berbagai daerah berhasil memecahkan rekor muri dengan menggelar tarian secara kolosal di Car Fre Day (CFD) Jalan Ir. H Djuanda pada Minggu. (29/7).

Acara menari tersebut di gelar sebagai rangkai pembukaan Bandung Internasional Art Ferstival (BIAF) yang sudah berlangsung empat kali.

Berdasarkan pantauan para penari secara serentak menari Daun pulus Keser Bojong yang merupakan tari jaipong legenda yang sempat di gemari di era 80 an.

Para penari yang datang dari berbagai sanggar tari ini sebagian besar mengenakan kebaya berbagai motif dan warna, dipercantik dengan dandanan dan sanggul khas adat sunda.

Dari usia anak-anak, hingga dewasa berjajar di sepanjang Jalan CFD Dago Bandung. Mereka menari dengan secara serempak yang diinstrukturi Lina Marlina. Bahkan, tak sedikit para pengunjung CFD pun ikut berlenggok bersama mengikuti ketukan musik.

Salah seorang guru tari Ambu Susan dari padepokan tari Saung Udjo mengatakan, acara seperti ini sangat bagus dan kreatif dan dapat mendorong masyarakat untuk mencintai kesenian tradisional khususnya tari Jaipong.

Ambu menuturkan, Sanggar tari yang dilatihnya ikut berpartisipasi dengan mengirimkan puluhan penari yang terdiri dari anak-anak dan remaja.

’’Kita sebelumnnya sudah berlatih, dan acara ini snagat bagus apalagi melibatkan anak-anak akan menambah kecintaan terhadap budaya sunda,”jelas Ambu yang telah menggeluti tari jaipong selama belasan tahun.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbupar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, BIAF merupakan acara berskala internasional.

Menurutnya, acara ini sangat menarik dan selalu diminati warga Indonesia maupun luar negeri yang ikut ambil bagian. Bahkan, pada acara BIAF kali ini pihaknya sengaja mengundang 9 negara untuk ikut s berpartisipasi.

“Saya ingin kegiatan ini rutin, konsisten dan berkelanjutan. Sehingga bisa menambah jumlah wisatawan yang datang ke Kota Bandung,” ujar Kenny.

BIAF 2018 mengambil tema Seni, doa dan Alam. Karena sebagai makhluk ciptaan-Nya harus saling memperhatikan lingkungan, makhluk hidup lainnya dan pastinya berserah diri dengan berdoa kepada-Nya.

“Kita hidup harus memperhatikan lingkungan alam, doa karena ini adalah kehendak yang maha kuasa. Sehingga harus terus dijaga baik dengan sesama makhuk hidup dan alam,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan