INTERNATIONAL Conference on International Relations (ICON-IR) 2018 merupakan konferensi dwi tahunan kedua yang diselenggarakan Parahyangan Centre for International Studies (PACIS), Program Studi Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (HI Unpar) dengan dukungan dari Asian Political and International Studies Association (APISA).
Konferensi ini bertujuan untuk memperluas wacana sekaligus mengembangkan pemikiran-pemikiran inovatif diantara para akademisi dan praktisi dalam bidang Hubungan Internasional. Acara ini diharapkan dapat menjadi “ICON/Lambang” bagi Indonesia dalam ranah Hubungan Internasional dunia.
Pada tahun ini, kami akan menyelenggarakan konferensi berdurasi 2 hari dari 5 hingga 6 Oktober 2018 bertempat di Hotel Arya Duta Bandung dengan tema ”Revisiting Bandung: Cultivating Asia’s Insights on Global International Relations and Political Science.” Topik ini dipilih untuk mengenang 100 tahun kelahiran Hubungan Internasional sebagai sebuah disiplin ilmu serta meningkatkan peran Asia dalam ranah studi Hubungan Internasional. Konferensi ICON-IR diharapkan dapat membangkitkan Semangat Bandung yang tercermin dalam Konferensi Asia-Afrika 1955 dan mengarusutamakan wacana khas Asia dalam ranah Hubungan Internasional.
Untuk acara konferensi internasional, kami melibatkan 97 pembicara dari 15 negara dengan latar belakang yang beragam, mulai dari akademisi, birokrat, hingga pegiat thinktank. Selama konferensi berlangsung, mereka akan mempresentasikan karya, pandangan, dan pemikiran mereka tentang topik konferensi di dalam 22 panel yang tersedia. Karya mereka selanjutnya akan dipublikasikan dalam jurnal internasional, jurnal nasional, prosiding konferensi, dan buku.
Dalam plenary session, kami mengundang 4 pembicara bereputasi internasional sebagai pembicara utama. Pembicara pertama adalah Amitav Acharya. Beliau menjabat sebagai Distinguished Professor of International Relations at American University, UNESCO Chair in Transnational Challenges and Governance dan Chair of ASEAN Studies Initiatives at America University.
Pembicara kedua adalah Kai He. Beliau menjabat sebagai Professor of International Relations at Griffith Asia Institute dan Centre for Governance and Public Policy Griffith University Australia. Pembicara ketiga, Dr. Siswo Pramono. Beliau menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri RI.