Inggris Darurat Wasit Elite

IRONIS. Itu yang bisa meng­gambarkan glamornya Pre­mier League dengan sepak bola Inggris. Tidak hanya kaitannya dengan prestasi timnasnya. Begitu pula kua­litas perangkat pertandingan. Nihilnya keterwakilan korps baju hitam dari Federasi Sepak Bola Inggris (FA) saat Piala Dunia 2018 ini sudah bisa jadi indikatornya.

Apa penyebabnya? Dilansir Sky Sports, absennya wasit Inggris dari Piala Dunia per­tama kali dalam 80 tahun itu dikarenakan minimnya stok wasit elite FIFA-nya. Setahun lalu, ada tiga wasit elite FIFA yang dimiliki FA, di antaranya: Mark Clattenburg, Andre Mar­riner, plus Martin Atkinson.

Sayang, setahun jelang Piala Dunia 2018 diputar, Clattenburg mundur dari wasit FA, dan memilih bergabung dengan Komite Perwasitan di Fede­rasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF). Dia seharusnya jadi satu-satunya wakil Inggris da­lam Piala Dunia 2018. Tak ada­nya nama Marriner dan Atkin­son bukan karena mereka buruk.

Usia yang membuatnya gagal ke Piala Dunia 2018. Marriner dan Atkinson usianya tahun ini sudah 46 tahun. Sesuai regulasi teranyar FIFA wasit Piala Dunia dibatasi maksimal 45 tahun usianya. Clattenburg baru 43 tahun. ‘’Ini cuma soal waktu bukan karena buruknya kualitas wasit kami,’’ klaim Kepala Komite Wasit Premier League, Mike Riley.

Menurutnya, FA dan Premier League sudah punya terobosan untuk menebusnya di edisi-edisi Piala Dunia berikutnya. ‘’Anda bisa lihat Mark (Clatten­burg). Dia tak begitu saja masuk di dalam jajaran wasit elite FIFA. Dia perlu waktu lama agar sam­pai di sana, semua perlu program latihan yang lebih terstruktur,’’ tambah Riley yang kerap disebut wasitnya Manchester United.

Clattenburg secara terpisah membenarkan bahwa korps wasit Inggris bakal comeback ke Piala Dunia pada edisi 2022 di Qatar. Itu karena Inggris masih punya dua wasit yang usianya di bawah 40 tahun dan masuk FIFA List, Micha­el Oliver dan Athony Taylor. Sayang, kedua wasit ini masih belum masuk FIFA Elite.

Hanya, Clattenburg me­nyebut tahun depan kedua wasit terbaik Premier League itu bakal naik level. ‘’Mereka sudah sering memimpin laga-laga internasional setahun ini baik itu di level klub atau timnas, Anda sudah lihat per­kembangan mereka. Saya bisa membaca peluang me­reka untuk mewakili kami di edisi berikut,’’ tutur wasit ter­baik 2016 yang memimpin laga final Euro 2016 dan final Liga Champions sekaligus.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan