HMI Sorot Penegakkan Hukum

BANDUNG – Menyikapi persoalan tindak pidana ko­rupsi yang terjadi di wilayah hukum Jawa Barat, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi Jawa Barat (Bad­ko Jabar) ambil sikap. Pihaknya menggelar acara diskusi ming­guan bertajuk ”Indikasi Ke­terlibatan Pejabat Daerah dalam Tindak Pidan Ko­rupsi: Peran Aparatur Ne­gara dalam Melakukan Penga-wasan dan Penindakan”. Kegiatan tersebut di gelar di Kios Me Cafee Jalan Tubagus Ismail No 17, Sekelola Bandung, kemarin (7/12).

”Kalau kita melihat hari ini, para Aparatur Penegak Hukum (APH) menanggulangi tindak pidana korupsi, sebenarnya dalam kategori yang bagus. Artinya memang hari ini ada progresitivitas yang dilakukan APH yang dilakukan di Jawa Barat. Namun memang dibe­berapa kasus kita ketahui memang bahwa kasus ko­rupsi atau pemberantasan korupsi seseorang seolah tebang pilih,” kata Firman Hakim selaku Wakil Sekreta­ris Umum Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah pada Badko HMI Jabar pada Jabar Ekspres, kemarin.

Lebih lanjut Firman menilai sejumlah kasus yang terjadi seolah ada kaitan dengan fenomena perpolitikan yang terjadi saat itu. Dia menyon­tohkan saat pemilihan Wali Kota Cimahi. Dimana saat itu petahana menurut berbagai survey akan kembali menang, secara elektabilitas berada di atas 80 persen.

“Sudah banyak yang mepre­diksi, dipastikan bisa dua priode. Kemudian masuk kasus korupsi, akhirnya kalah dan sekarang menjadi terpi­dana tipikor,” ungkapnya.

Beberapa kasus lainnya, sebut Firman ketika istri Bu­pati Bandung Barat menya­lonkan diri, tiba-tiba Abuba­kar tersandung kasus korup­si dan menjadi tahanan KPK.

”Artinya, harus kita lihat bahwa ada kemungkinan da­lam hal ini kasus-kasus tipikor yang diungkap di Jabar mua­tan politik. Contoh kabupaten Bandung barat, istri petahana dicalonkan, tapi pada saat itu bupati di TSK (tersangka) korupsi, akhirnya istrinya pun kalah. Begitupun di Subang ketika pengundian selesai, sudah keluar nomor jadi ter­sangka, kemudian masuklah,” tandasnya.

Begitupun menghadapi Pe­milu 2019 di mana di dalam­nya ada Pemiliha Presiden dan wakilnya. Kemungkinan aparat penegak hukum ber­main politik sangat rentan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan