Harus jadi Agen Perubahan

BANDUNG – Universitas Langlangbuana (Unla) Bandung meluluskan seba­nyak 651 mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (S1), (S2) dan Diploma-3 (D3) Kepoli­sian. Kegiatan wisuda ber­langsung di Wisma Buana Kampus Unla, Jalan Karapitan, Kota Bandung, Sabtu (24/11).

Rektor Unla Bandung, Har­ry Anwar mengatakan, mo­mentum kelulusan tersebut harus disikapi mahasiswanya dengan penekanan kepada visi Unla dalam pengimple­mentasian karakter. Menurut­nya, karakter dinilai menjadi hal penting dalam menyi­kapi perkampungan ke depan karena situasi dan kondisi negatif.

Dijelaskan dia, berbagai pengaruh banyak berdatangan dari dunia luar seperti radi­kalisme, narkotika dan tero­risme yang masif mengancam generasi muda. Sebagai wisu­dawan, Herry menilai maha­siswa lulusan Unla harus mengubah cara berpikir dan menjadi agen perubahan.

“Yang lebih diutamakan jangan jadi trouble maker tapi harus mencari solusi da­lam kehidupan dan keseha­riannya karena tuntutan tan­tangan ke depan sampai 2030 di kalangan ASEAN sudah siap,” kata Harry di Bandung.

Dia mengungkapkan, upaya yang dilakukan pihaknya guna mencegah radikalisme di lingkungan kampus adalah dengan mengubah struktur atau restrukturisasi insitusi pendidikan Unla. Nantinya, kata dia, hanya akan ada dua Wakil Rektor (WR), yakni WR 1 dan WR 2, di mana WR 1 akan membawahi bidang ke­pendidikan dan kemahasis­waan.

Lebih lanjut, Harry menje­laskan, upaya-upaya yang dilakukan pihaknya adalah komitmen guna menjaga kon­dusifitas di dalam maupun di luar kampus Unla. Selain itu, pihaknya juga selalu melaku­kan pemantauan terhadap berbagai kegiatan yang dila­kukan mahasiswa Unla.

“Itu selalu diikuti karena harus selalu ada rekomen­dasi dan kalau gak ada re­komendasi berarti ilegal dan ada sanksinya yang diatur dalam kode etik dosen, te­naga pendidik, tenaga kepen­didikan dan mahasiswa,” kata dia.

Sementara terkait penem­patan kerja, Harry mengimbau pada seluruh mahasiswa lu­lusan Unla agar mampu mengembangkan diri men­jadi pengusaha. Terlebih, sebelumnya para mahasiswa pun mendapatkan pembeka­lan kompetensi sesuai bidang masing-masing.

Dia menyebutkan, maha­siswa jangan lagi menjadikan profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai kejaran lanta­ran terlalu banyak masyarakat yang juga berpikiran serupa. Setiap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), lanjut Harry, ribuan masy­arakat berkompetisi, tetapi yang bisa lulus hanya sedikit.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan