Harta Triliunan Ternyata Fiktif

CIANJUR – Pemerintah Desa Wangunjaya bersama MUI di Kecamatan Naringgul terus melakukan pembinaan terhadap warga untuk mengantisipasi penyebaran paham Sekte UN-SWISSINDO. Apalagi beberapa hari lalu telah digerebek dan ditemukan beberapa barang yang kini diamankan Polsek Naringgul.

”Kami sudah komunikasi dengan MUI untuk segera melakukan pembinaan agar ajarannya tidak menyebar. Sebab diduga ada penyimpangan. Jadi perangkat dan tokoh agama akan secara rutin memberikan penerangan agar tidak terbujuk paham yang tidak sesuai,” ujar tokoh desa yang juga Bagian Kesra Desa Wangunjaya, Kisman saat dihubungi Cianjur Ekspres (Jabar Ekspres Group) melalui telepon seluler, kemarin (15/3).

Dia mengungkapkan, sekte tersebut sudah mulai ada sejak beberapa tahun terakhir. Namun aktivitasnya lebih secara sembunyi-sembunyi dan hanya beberapa warga yang mengikutinya dengan lokasi kegiatan di luar desa tersebut. Belakangan, pusat kegiatannya dilakukan di rumah salah seorang warga dan hampir setiap hari beraktivitas.

Bahkan, beberapa hari terakhir sebelum penggerbekan, puluhan orang beradatangan hingga memasang tenda untuk menginap di lingkungan rumah yang dijadikan tempat kegiatan. Sayangnya, aktivitas tersebut tidak dilaporkan. Sehingga makin menimbulkan kecurigaan warga.

”Awalnya ada warga di sini yang ikut sekte UN Swissindo itu, tapi aktifnya di luar daerah, bukan di Desa Wangunjaya. Sepekan terakhir jadi terpusat di sini. Kalau tidak salah Selasa lalu paling ramai, sampai ada yang pasang tenda. Tidak ada laporan ke RT atau RW, kegiatan apa saja di sana saya juga tidak tahu pasti,” urainya.

Kecurigaan atas aktivitas itupun mendorong warga untuk melapor ke pemerintah desa dan dilanjutkan melapor ke pihak kepolisian. Saat sejumlah anggota memeriksa, dua warga yang menjadi orang kepercayaan dari pimpinan sekte tersebut melakukan sebuah ritual agar pemeriksa bisa membuka peti.

”Jadi seperti menyembah foto-foto di sana, izin dulu ke fotonya kalau peti mau dibuka,” katanya.

Kisman mengaku, tidak tahu persis apa saja kegiatan yang dilakukan sekte tersebut. Namun di depan rumah terpampang patung mirip tokoh pewayangan yang disebut sebagai Satria Piningit. ”Untuk selebihnya saya tidak tahu, tapi yang jelas ramainya setiap malam,” ungkap dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan