Ganti Presiden Manuver Asyik

BANDUNG – Adanya slogan 2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden yang dilakukan pasangan nomor urut 3 pasangan Asyik dinilai  Lembaga Survei Indonesia Strategic Institute (Instrat) tak memiliki pengaruh untuk mendongkrak elektabilitas pasangan Asyik.

Analis Instrat Henry Baskoro mengatakan, yang dilakukan pasangan Asyik dengan membentangkan kain bertuliskan ganti presiden hanya untuk mencari perhatian publik. Namun, tidak memiliki korelasi antara pemilih pada Pilgub Jabar 2018 dan pemilih Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

”Pernyataan dan tindakan unjuk kaos bertuliskan Ganti Presiden 2019 yang dilakukan paslon Asyik diprediksi tak akan mampu menaikkan secara signifikan perolehan elektabilitasnya,” ungkap Henry dalam siaran pers diterima redaksi kemarin (16/5).

Kendati begitu, mengacu pada hasil survei, jika Pilpres digelar pada hari dimana survei dilaksanakan dan hanya diikuti dua pasangan calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) maka, pemilih Prabowo di Jabar masih lebih tinggi ketimbang pemilih Jokowi.

”Prabowo dipilih oleh 47,6 persen responden, sedangkan Jokowi 40,8 persen, dan 11,7 persen lainnya belum atau tidak menentukan pilihan,” sebut Henry.

Akan tetapi, jelas Henry, saat data pemilih Prabowo dan Jokowi ditabulasi silang dengan pilihan Gubernur Jabar 2018 mendatang, hasilnya 40,9 persen pemilih Prabowo memilih pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, 31,7 persen memilih pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, 11 persen memilih  pasangan Sudrajat-Syaikhu, dan hanya 2,5 persen yang memilih pasangan Tubagus Hasanudin-Anton Charliyan.

“Sementara 14 persen responden menyatakan belum atau tidak menentukan pilihan,” ujarnya.

Sementara, saat pemilih Jokowi ditabulasi silang dengan pilihan Gubernur Jabar 2018, hasilnya 42,6 persen memilih Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, 27,7 persen memilih Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, 6,8 persen memilih Tubagus Hasanudin-Anton Charliyan, dan 4,2 persen memilih Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Sedangkan 18,7 persen sisanya belum atau tidak menentukan pilihan.

“Sekalipun mayoritas pemilih Jabar  adalah pemilih Prabowo yang sebelumnya diusung oleh Partai  Gerindra dan PKS, namun prediknya memang takkan mampu menaikkan secara signifikan elektabilitas Asyik,” tegasnya.

Henry menambahkan,  sursvey ini dilakukan antara 3-6 Mei 2018 melalui wawancara terstruktur face to face terhadap 1.800 responden berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Sedangkan metodologi survei Multi Stage random sampling di 422 desa/kelurahan dari 333 kecamatan di 27 kabupaten/kota di Jabar dengan margin of error sebesar  +-2,31%.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan