Gagas Gudang Juara Untuk Komoditi Garam dan Udang

BANDUNG – Calon Gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil menggagas sistem pergudangan juara bagi para petani garam dan udang. Gudang juara ini sesuai dengan programnya, yakni mengatur tata niaga komoditi pertanian maupun peternakan secara berkelanjutan. Ridwan Kamil mengungkapkan hal tersebut saat berdialog dengan petani garam di Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, beberapa waktu lalu.

Kusnadi, petani garam mengungkapkan persoalan jatuhnya harga garam saat musim panen. Hal itu terjadi, karena suplai ke pasar berlebih dan petani tidak mempunyai pergudangan yang memadai untuk menyimpan hasil panennya.

”Kami punya program swasembada garam tapi untuk mensukseskan program itu dibutuhkan resi gudang. Ini untuk mengatur suplai garam ke pasar, sehingga saat musim paceklik harga garam tetap stabil,” kata Ketua Kelompok Petani garam yang membawahi 60 petani garam di enam kecamatan di Kabupaten Cirebon.

Tak hanya itu, warga lainnya, Muslimah, mengungkapkan masalah irigasi dan infrastruktur jalan yang masih buruk di Desa Rawa Urip. Padahal jalan itu, merupakan akses utama warga untuk lalu lintas orang dan barang. “Mudah-mudahan Kang Ridwan bisa jadi Gubernur, pengen cepet diberesin,” kata ibu rumah tangga ini.

Menjawab keluhan warga, Wali Kota Bandung yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan bahwa Rindu (Ridwan Kamil – Uu) memiliki konsep untuk mengatur tata niaga komoditi hasil pertanian, perikanan, maupun peternakan dengan membuat konsep gudang juara.
“Kita akan atur suplai komoditi tersebut ke pasar agar harga tidak anjlok saat paceklik,” kata pria yang terpilih sebagai Pemimpin Terbaik Dunia versi Majalah Fortune ini.
Setelah melihat langsung potensi Desa Rawa Urip, Kang Emil menegaskan bahwa program Rindu, dengan satu desa satu perusahaan dapat dilakukan di desa itu. Tujuan program itu adalah mewujudkan mensejahterakan petani, melalui berbagai pelatihan mulai dari peningkatkan SDM, pemberian benih, hingga marketing.

Kang Emil mengaku takjub, petani di desa itu mandiri dan sukses karena hasil usahanya. Contoh, kata Kang Emil, seorang petani udang mengaku beromzet Rp 700 juta setiap kali panen dari lahan 1 hektare. Panennya 2 kali setahun. Jika musim panen lancar , petani omzetnya rata-rata Rp 100 juta per bulan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan