DPRD Sebut ”Jabar Caang” Belum Optimal

Bandung – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat menilai program ‘Jabar Caang’ yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sebagai upaya percepatan pelaksanaan pemerataan pengaliran listrik di pedesaan belum optimal. Alasannya, keterbatasan akses dan belum tersinkronisasinya data dari daerah serta masyarakat yang belum teraliri listrik.

Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Herlas Juniar mengungkapkan, meskipun instansi terkait dalam hal tersebut Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim elektricity sudah mencapai 98 persen terpenuhi. Namun, fakta di lapangan berdasarkan pantauan pihaknya menunjukkan masih banyak daerah yang belum mendapatkan akses listrik.

Menurutnya, daerah-daerah di Jawa Barat yang belum mendapatkan akses listrik paling banyak berada di wilayah yang bisa dibilang terpencil. Beberapa daerah tersebut terdapat di wilayah Jawa Barat bagian selatan. Di antaranya ialah daerah Cianjur Selatan, Sukabumi Selatan, Garut Selatan serta Tasikmalaya bagian Selatan.

”Biasanya akses yaitu akses jalan yang jauh, kedua narik listrik dari sumber pembangkit listriknya karena rata-rata PLN juga tidak ada di situ,” kata Herlas kepada Jabar Ekspres, kemarin (9/3).

Herlas memaparkan, selain permasalahan infrastruktur yang menjadi penghambat program tersebut belum mampu berjalan optimal, akses informasi soal data wilayah serta masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik juga dinilai sebagai kendala bagi program ‘Jabar Caang’. Untuk itu, permasalahan terkait sinkronisasi data wilayah serta penerima aliran listrik sempat mendapat kritisi dari Komisi IV DPRD Jabar.

”Jadi data yang kita punya dengan data yang dari masyarakat dan di verifikasi dengan PLN ini belum ada kecocokan data yang pas,” kata dia lagi.

Herlas menuturkan, untuk menanggulangi keterbatasan energi, masyarakat menggunakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro ataupun membangun kincir. Namun, dirinya menilai energi listrik yang bersumber dari kincir dengan memanfaatkan arus air tidak bisa menjadi prioritas. Sebab, energi yang bersumber dari kincir ditentukan kondisi air yang digunakan.

”Kalau arusnya besar ya kebawa banjir tapi kalau gak ada arus malah mati dan gak bisa menghidupi turbin kalau airnya gak ada,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan