DLH Rencanakan Bangun 60 TPS

SOREANG – Masih banyaknya sampah TPS liar, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung mendorong setiap kepala desa wajib membangun TPS dan pojok edukasi. Tahun ini ada sekitar 60 TPS yang direvitalisasi oleh DLH.

Kepala DLH Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengakui, masih banyak masyarakat membuang sampah di TPS-TPS liar. Oleh karena itu pihaknya mewajibkan setiap kepala desa membangun TPS dan pojok edukasi di TPS liar tersebut.

“Setiap kepala desa punya kewajiban membangun TPS, sebelum TPS kita dorong juga minimal membangun pojok edukasi bersih sampah. Kita kembangkan TPS liar terdebut, tidak mungkin kita tutup selama pelaku yang membuang sampah ini masih hidup,” jelas Asep kepada wartawan di Soreang, kemarin (17/7).

Asep menghimbau, kepada setiap desa untuk menyediakan TPS sebagai titik kumpul sampah sementara, agar bisa dilayani oleh UPT kebersihan DLH. Agar sampah-sampah tersebut tidak berserakan dimana-mana.

“Tahun ini kita ada revitalisasi 60 TPS. Kemudian juga kita targetkan setiap desa memiliki satu pojok edukasi. Kemudian juga kita sedang menyiapkan pembangunan pusat daur ulang yang tersebar di Kabupaten Bandung,” katanya.

Menurut Asep, berdasarkan undang-undang tentang pengolahan sampah pasal 12, dijelaskan sudah sangat jelas setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah rumah tangga secara berwawasan lingkungan.

Namun saat ini masyarakat masih memiliki paradigma lama, bahwa sampah itu cukup dikumpulkan, diangkut, lalu dibuang. Padahal persoalan sekarang menjadi kompleks ketika TPA terbatas.

Seperti kasus TPA Sarimukti yang seharusnya sudah selesai (penuh) pada 2018, tapi karena Legok Nangka belum selesai maka pengoperasiaanya diperpanjang hingga 2020.

“Dalam arti kalau masih di paradigma lama sampah dikumpul, diangkut terus dibuang kita akan menghadapi persoalan baru menghadapi TPA. Sehingga pilihan sesuai undang-undang adalah pengolahan sampah berbasis rumah tangga itulah yang sedang kita edukasi,” tuturnya.

Asep mencontohkan jika Kabupaten Bandung memproduksi sampah 1.400 ton per hari. Namun permasalahan sampah ini bisa diselesaikan sejak di titik pertama yakni di rumah.

“Kalau di rumah cuma 1 keresek itu berisi 60 persen sampah organik masukan ke 2 lubang cadas organik, dan sampah unorganik tinggal dibawa ke bank sampah. Itu yang sedang kita edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya (rus/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan