Disoal Atlet, Disorda Akan Panggil NPCI

BANDUNG – Dinas Olah­raga dan Pemuda (Disorda) Jawa Barat menyatakan akan memanggil ketua Nasional Paralympic Commitee of In­donesia (NPCI) Jawa Barat terkait dugaan diskriminasi terhadap atlet paralimpik dan tidak bisa melakukan Pelati­han Nasional (Pelatnas) Asi­an Para Games 2018.

Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Kadisorda) Jawa Barat, Yudha M Saputra men­gatakan akan mencari tahu terlebih dahulu duduk perka­ra yang menyebabkan sejum­lah atlet disabilitas Jawa Barat tak bisa ikut Pelatnas.

Menurut Yudha, dirinya sangat menyayangkan jika NPCI Jawa Barat terbukti menghalang-halangi atlet tersebut karena dinilai seba­gai atlet yang memiliki po­tensi mengharumkan nama Jawa Barat. ”Kita akan coba cek kepada NPC Pusat apa yang sebenarnya terjadi, su­paya lurus jangan sampai ada saling fitnah,” kata Yudha di Bandung kemarin.

Dituturkan Yudha, pada perhelatan SEA Games 2017 lalu atlet paralympik Jawa Barat adalah peraih medali emas terbanyak sekaligus pe­mecah rekor Asia. Maka dari itu, dengan adanya prestasi tersebut, pihaknya sangat menyayangkan jika atlet Jawa Barat tidak bisa berkompeti­si pada ajang Asian Para Ga­mes 2018. ”Tentunya kita harus segera mengambil lang­kah. Jangan dibiarkan, ini untuk kepentingan masa de­pan mereka,” kata dia.

Sebelumnya, sejumlah atlet disabilitas di Jawa Barat dibe­ritakan terancam tak bisa mengikuti perhelatan Asian Para Games 2018 dikarenakan tidak menyetor uang kontri­busi kepada NPCI Jawa Barat.

Para atlet tersebut pun akhir­nya mengirimkan surat ke­pada Presiden Joko Widodo dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ka­rena merasa menjadi korban diskriminasi sehingga gagal masuk Pelatnas.

Dalam surat pengaduan tersebut, para atlet disabilitas mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan adanya indikasi Pungutan Liar (Pungli) ditubuh NPCI Jawa Barat.

Farid Surdin, 26, salah seo­rang atlet tolak peluru yang berprestasi dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional (Pepar­nas) 2016 mengaku kecewa karena tidak masuk Pelatihan Nasional (Pelatnas) Asian Para Games 2018.

Menurut Farid, hal tersebut dikarenakan dirinya tidak me­nyetor sejumlah uang kontri­busi keanggotaan kepada NPC Jawa Barat sebesar 25 persen atau Rp 72 juta dari total bonus yang didapat sebesar Rp 280 juta. ”Saya sakit hati karena saya pecah rekor tapi nggak masuk Pelatnas padahal dit­ingkat Asia Tenggara saya masuk,” kata Farid di Bandung (24/1) lalu. (mg1/ign)

Tinggalkan Balasan