Dhimam Abror Raih Yudisium Doktor

SUMEDANG – Dhimam Abror, staf khusus Ketua MPR RI, berhasil mempertahankan disertasinya pada sidang doktor Bidang Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, kemarin (2/4). Tak pelak, mantan Pemred Jawa Pos ini, mendapatkan nilai yudisium atau sangat memuaskan dari tim penguji.

Di hadapan para penguji, Dhimam mempresentasikan disertasinya berjudul ”Praktik konglomerasi Jawa Pos Group dan Kompas Gramedia dalam Perspektif Ekonomi-Politik Media”. Bahkan, tim penguji eksternal Dahlan Iskan sangat memuji karya pemikiran mantan anak didiknya tersebut.

ACHMAD NUGRAHA/JABAR EKSPRES
NILAI TESIS: Mantan menteri BUMN Dahlan Iskan saat menilai tesis milik Dhimam Abror di Gedung Pasca Sarjana Unpad, kemarin (2/4). Dahlan tercatat menjadi penguji eksternal peneliti.

Begitu pula tim penguji lainnya, yakni Dr Dadang Rahmat Hidayat (Ketua), Dr Atwar Bajari (Sekretaris), Prof Deddy Mulyana (Ketua Tim Promotor), Dr Henry Subiakto juga Prof Mahfud (Refresentasi Guru Besar), sangat puas dengan jawaban-jawaban Dhimam saat menjawab pertanyaan dari tim penguji.

”Baru kali ini, mahasiswa doktoral mempresentasikan disertasinya dengan cara ditalar. Ini luar biasa,” puji Dr Atwar menanggapi presentasi Dhimam, kemarin (2/4).

Dalam paparan disertasinya, Dhimam menyebut, studi ini melihat bagaimana kedua organisasi itu berkembang menjadi konglomerasi media yang mempunyai kepentingan bisnis yang luas di luar media. ”Penelitian ini memakai pendekatan konstruktivitas dengan perspektif kritis,” tuturnya.

Dengan mengacu pada teori ekonomi politik komunikasi, Vincent Mosco (1991), penelitian ini, terang Dhimam, melihat praktik konglomerasi kedua organisasi ini melalui perspektif komodifikasi (menjadikan berita sebagai komoditi sebagaimana produk lain dan mempertikarkannya kepada pelanggan dan pemasang iklan untuk memperoleh keuntungan).

Spasialisasi (pengembangan konglomerasi dengan memanfaatkan teknologi untuk mengatasi kendala ruang dan waktu), serta strukturasi (permainan kekuasaan antara pemilik media dengan pemegang kekuasaan untuk sama-sama memperoleh keuntungan satu dari yang lainnya).

”Dengan memakai perspektif kritis, penelitian ini menemukan bahwa dengan melakukan komodifikasi, spasialisasi dan strukturasi, kedua organisasi ini telah melakukan eksploitasi terhadap pekerja media, marjinalisasi terhadap pelaku media, dominasi dalam pasar media, serta hegemoni terhadap pekerja media,” bebernya.

Tinggalkan Balasan