Demokrat-Gerindra Koalisi, PKS?

JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera masih bersihkeras terkait sikapnya yang mengikuti keputusan Majelis Dewan syuro atas keputusan tetap akan mengisi nama capres atau cawapres dalam Pilpres 2019. Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid saat ditemui di gedung DPR RI Senayan Jakarta.

Hidayat NurWahid mengatakan bahwa PKS sudah sangat sering menyampaikan bahwa sembilan nama tersebut sebagai usulan dari PKS. Namun PKS juga akan menunggu pembahasan lanjutan dengan partai oposisi lainnya. ”Nah nanti yang disepakati siapa ya kita sepakati bersama. Tapi sampai hari ini pertemuan kan masih bilateral nih antara Gerindra dengan Demokraf, Demokrat dengan PAN, Gerindra dengan PKS,” kata Hidayat.

Hidayat menyampaikan PKS juga tidak hanya membahas nama capres namun nama cawapres akan dipikirkan secara bersama. ”Bukan hanya cawapres, capresnya pun kita pikirin bersama-sama. sampai hari ini pun belum definitif kan . belum ada pernyatan tegas dari Demokrat bahwa capresnya adalah pak prabowo kan belum,” tegasnya.

Saat ditanya soal pertemuan Gerindra-Demokrat yang mewacanakan nama Agus Harimurti Yudhoyono sebagai pendamping Prabowo sebagai Capres dan Cawapres. Politis senior PKS menegaskan akan tetap pada penawaran pertama atas keputusan Majelis Syuro dan akan diperjuangkan, kendati demikian tak menutup kemungkinan melihat realita yang berkembang.

”Melihat realita bagaimana berada di tengah lapangan tentu kami juga harus bersikap realistis kami semua punya pengalaman bagaimana menggelar mengelola pilgub DKI, Dinamika terakhirnya melahirkan pak Anies dan kemudian itu menghasilan kemenangan. Apakah itu yang kemudian yang akan terjadi pada pilpres dan pilwapres nanti ya tunggu saja perkembangannya karena semua masih sangat amat dinamis,” lanjutnya.

Tak sampai disitu HNW menyambut baik berlabuhnya Partai Demokrat ke koalisi oposisi. ”Itu harapan saya dari awal untuk menghadirkan koalisi kemudian memungkinkan semuanya terakomodasi. Tapi, siapa yang menjadi capres siapa yang jadi cawapres, kan perlu dibicarakan bersama,” imbuhnya.

Selanjutnua HNW menilai, politikus Demokrat AHY memang tidak perlu dipaksakan menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo. Menurut Hidayat hal ini melihat dari pernyataan ayah AHY, Susilo Bambang Yudhoyono bahwa bukan harga mati posisi cawapres untuk Demokrat dan sebaiknya AHY ditempatkan sebagai menteri terlebih dulu ketimbang didorong sebagai cawapres. ”Mungkin beliau jadi menteri dulu, itu kan hal yang lebih mungkin,”tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan