Deddy Dapat Pilihan dari Generasi Z dan Milenial

BANDUNG – Keberadaan generasi milenial sudah dapat dipastikan akan menjadi bidikan untuk mendulang suara dari ke empat Pasangan Calon Pemilihan Gubernur.

Berdasar survei terbaru yang dilakukan Indonesia Strategic Institute (Instrat) melalui dewan pakar instrat Sidrotun Naim, PhD mengatakan, survey yang dilakukan lembaganya menunjukkan pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum hanya akan dipilih oleh 34,5 persen responden generasi milenial.

Namun, di luar dugaan pemilih generasi millennial juga menyikai pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Bahkan, hasil perolehan survei dapat mengimbangi dengan keterpilihan 35,2 persen.

” Nah kalau pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan dipilih 4,1 persen generasi milenial, dan pasangan Sudrajat-syaikhu dipilih 7,9 persen,”jelas Naim dalam rilisnya Minggu (20/5)

Selain itu, dikalangan generasi Z, pasangan Deddy-Dedi ternyata mendominasi keterpilihan yakni sebesar 48,2 persen. Sedangkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dipilih oleh 24,7 persen, sementara pasangan TB. Hasanuddin-Anton Hasanah dipilih sebesar 3,5 persen, dan Sudrajat-Syaikhu dipilih oleh 7,6 persen generasi Z.

Sidrotun Naim memaparkan, istilah generasi millenial yang digunakan, mengacu pada mereka yang lahir pada rentang tahun 1980-1994. Sedangkan, untuk generasi Z mengacu pada generasi saat penetrasi internet sudah eksis merrka yang lahir di rentang tahun 1995-2001 dan aktif menggunakan internet.

“diambil hingga tahun 2001 karena sebagian dari mereka yang lahir tahun 2001 sudah bisa menggunakan hak pilihnya dan berusia 17 tahun,”kata dia.

Sidrotun Naim menambahkan, dari 1800 responden yang disurvey, 41,6%-nya termasuk dalam generasi millenial, dan 4,6% lainnya termasuk dalam generasi Z. Sehingga, generasi millenial dan generasi Z tidak ekslusif terkonsentrasi pilihannya pada pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum saja.

Hal Ini menunjukkan, bahwa generasi millenial dan generasi Z diduga sebarannya masih memiliki variasi latar belakang yang beragam dengan dipengaruhi faktor-faktor yang dapat menghambat terjadinya idealitas karakter generasi millenial dan generasi Z. Sehingga, pilihan tidak mengerucut pada calon berusia lebih muda.

“Misalnya faktor desa versus kota yang perbandingannya 78 persen banding 22 persen dengan tingkat penetrasi internet yang masih jauh dari maksimal dan pengguna socmed bahkan masih jauh dari setengah dari populasi DPT pemilih,” kata Naim. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan