Debat Publik Pertama: Lebih Cair di Sesi Tiga

BANDUNG – Debat kandidat pertama Pilgub Jabar 2018 di Sabuga, Kota Bandung berjalan kondusif. Sebab, jalannya debat dibuat santai pada sesi ketiga.

Pada sesi tiga debat tersebut, para pasangan calon diminta oleh moderator untuk menampilkan kreativitasnya masing-masing. Mereka boleh tampil berdua (paslon), ataupun bersama pendukungnya untuk menampilkan kreasi masing-masing.

Paslon nomor satu, menampilkan vokal grup bersama dengan pendukungnya menyanyikan lagu pemenangan Rindu (Ridwan Kamil–Uu Ruzhanul Ulum. Kemudian, Paslon nomor dua, Tubagus Hasanuddin–Anton Charliyan (Hasanah) menampilkan pencak silat.

Nah, ketika paslon Sudrajat–Ahmad Syaikhu, menyayikan lagu kemenangan paslon nomor 3 ditemani oleh para penari, para paslon lain rupanya ikut menari. ”Visi dan misi boleh berbeda tapi urusan kesenian, semua berbaur. Dengan adanya ini diharapkan tidak ada ketegangan menjelang pilkada nantinya,” ujar kata moderator Rosi Silallahi, kemarin.

Sementara itu, paslon empat Deddy Mizwar–Dedi Mulyadi, menampilkan artis Charlie Van Hauten untuk menyayikan lagu pemenangan paslon nomor 4. Setiap paslon memiliki waktu sekitar 2 menit untuk menampilkan hasil kreativitasnya.

Pada sesi sebelumnya, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) beradu program dengan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) soal program ekonomi kreatif jika memimpin Jawa Barat nanti. Pertanyaan dilontarkan oleh Uu yang sebelumnya lebih banyak diam. ”Jikalau menang, sekarang musim digital termasuk ekonomi kreatif. apa konsep yang diberikan?” tanya Uu.

Anton Charliyan menjawab molotot.com sebagai bentuk salah satu ekonomi kreatif dan pemanfaatan teknologi informasi. ”Lalu ada isu disruption. Bagaimana bisnis terganggu bisnis digital,” kata calon Wakil Gubernur bernomor urut dua tersebut.

Hasanah juga menyiapkan program Ekonomi, Dunia, dan Network. yang disingkat Edun. Dengan program pemanfaatan teknologi untuk ekonomi, kata Anton, akan membuat masyarakat melek internet.

Uu membalas, perlu ada program untuk membuat masyarakat melek internet dan teknologi. Rindu memiliki program agar internet masuk ke desa. Masyarakat desa pun diharapkan semakin melek ekonomi kreatif dan internet dengan program ini.

”Jika tidak, desa akan selalu tertinggal,” kata bupati nonaktif Tasikmalaya ini.

Menyikapi hal itu, Tb Hasanuddin mengkritik kelemahan program Rindu. Sebab, pria yang akrab disapa Kang Hasan itu, internet masuk desa tidak akan berhasil karena menjadi satu lubang permasalahan. ”Saya di Komisi I DPR RI. Internet masuk desa itu selalu gagal karena koneksi tidak merata,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan